Pada 27 Mei 2006 terjadi gempa bumi yang menimpa daerah Yogyakarta dan
sekitarnya dengan magnitudo sebesar (6,3 Mw). Gempa dengan durasi kurang lebih
60 detik tersebut telah mengakibatkan 6.234 korban jiwa. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa sumber penyebab Gempa Yogyakarta 2006 berada di sebelah
timur Sesar Opak. Salah satu penelitian dilakukan oleh Walter dkk.(2008) dengan
menggunakan data aftershock. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
sesar penyebab gempa berada kurang lebih 10 – 20 km di sebelah timur Sesar Opak,
tetapi persebaran hiposenter aftershocknya masih belum menunjukkan kelurusan
yang baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan relokasi hiposenter aftershock untuk
meningkatkan keakuratan persebaran posisi hiposenter serta menujukkan kelurusan
sesar yang lebih baik, sehingga geometri bidang sesar yang menjadi sumber
penyebab Gempa Yogyakarta 2006 akan dapat diidentifikasi dengan lebih akurat.
Pada penelitian ini juga dilakukan penentuan nilai magnitudo lokal untuk
menentukan trend magnitudo dari Gempa Yogyakarta 2006. Tahapan pada
penelitian ini terdiri dari picking waktu tiba gelombang P dan S pada data
aftershock, penentuan hiposenter awal menggunakan prinsip metode Geiger,
penentuan pasangan kejadian gempa, waveform cross-correlation, relokasi
hiposenter dengan metode double-difference, penentuan magnitudo lokal, serta
analisis hasil pengolahan data. Hasil relokasi hiposenter aftershock Gempa
Yogyakarta 2006 periode akhir Juni menggunakan metode double-difference
menunjukkan event-event yang lebih rapat, sehingga menunjukkan lineasi bidang
sesar yang lebih tegas. Persebaran hiposenter hasil relokasi membentuk empat
klaster, dimana sebaran hiposenter dari klaster utamanya yang membentuk lineasi
berarah barat daya – timur laut dengan orientasi N 44°E/82°SE diperkirakan
merupakan sumber penyebab Gempa Yogyakarta 2006. Selain itu juga, klaster
utama dan klaster 3 diperkirakan merupakan bagian dari sistem struktur graben.
Dari grafik magnitudo aftershock dari keseluruhan event di bulan Juni, terlihat
adanya penurunan nilai magnitudo.