Model bisnis berdasarkan konsep berbagi sumber daya telah merubah beragam aset yang kurang dimanfaatkan menjadi aset yang sangat berharga. Salah satu aset yang kurang dimanfaatkan di Indonesia adalah bangunan cagar budaya. Dengan keunggulan yang khas dan tak bias ditiru, seringkali bangunan ini ditelantarkan. Disisi lain, biaya dari pemanfaatan yang kurang ini terus meningkat tanpa ada kejelasan model bisnis yang tepat untuk memanfaatkan bangunan ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bisnis model yang tepat dan memanfaatkan konsep berbagi sumber daya melalui pasar digital untuk bangunan cagar budaya.
Berbagai analisa seperti PESTEL, Analisa pemangku kepentingan, dan Analisa pasar membantu eksplorasi isu tersebut. Aktor-aktor kreatif ditemukan sebagai pengguna potensial bangunan cagar budaya. Sayangnya, belum ada sistem pasar yang memungkinkan pasar memanfaatkan keunggulan bangunan cagar budaya sepenuhnya. Berdasarkan Analisa ini hipotesis model bisnis yang tepat dihasilkan.
Dengan menggunakan konsep Customer Discovery, hipotesis model bisnis dihadapkan kepada pemilik bangunan cagar budaya dan pasar. Melalui berbagai wawancara dengan pihak-pihak ini, hipotesis tersebut dikembangkan menjadi model bisnis yang baru dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Pemilik bangunan dan para actor kreatif setuju bahwa produk ini dapat membantu usaha mereka menjadi lebih baik. Masih banyak hal yang dapat dikembangkan dari hasil penelitian ini, terutama kolaborasi dengan pihak pemerintah. Hal ini dapat meningkatkan pemanfaatan bangunan cagar budaya dan memperkuat ekonomi kreatif di Indonesia.