2020_TS_TK_ IBNU MAULANA HIDAYATULLAH_23017050_COBER.pdf)u
PUBLIC Open In Flip Book Budi Cahyadi
BAB1 Ibnu Maulana Hidayatullah
EMBARGO  2027-06-05 
EMBARGO  2027-06-05 
BAB2 Ibnu Maulana Hidayatullah
EMBARGO  2027-06-05 
EMBARGO  2027-06-05 
BAB3 Ibnu Maulana Hidayatullah
EMBARGO  2027-06-05 
EMBARGO  2027-06-05 
BAB4 Ibnu Maulana Hidayatullah
EMBARGO  2027-06-05 
EMBARGO  2027-06-05 
BAB5 Ibnu Maulana Hidayatullah
EMBARGO  2027-06-05 
EMBARGO  2027-06-05 
PUSTAKA Ibnu Maulana Hidayatullah
EMBARGO  2027-06-05 
EMBARGO  2027-06-05 
Rantai polimer dominan dari hemiselulosa adalah xilan yang dapat dihidrolisis
menjadi xilosa oleh xilanase. Produk hasil reduksi xilosa adalah xilitol yang
bernilai jual tinggi dan dimanfaatkan pada industri farmasi dan makanan. Dalam
melakukan hidrolisis hemiselulosa, xilosa tidak dapat terkonversi dengan baik
akibat adanya faktor penghambat. Faktor penghambat ini berupa senyawasenyawa
yang berpotensi sebagai inhibitor yang muncul dari hasil perlakuan
pendahuluan, hidrolisis, dan fermentasi dari senyawa lignoselulosa sehingga
konsentrasi xilosa menjadi rendah dan berdampak pada perolehan xilitol yang
dihasilkan sedikit. Laporan ini menyajikan hasil penelitian uji potensi inhibisi
xylanase oleh senyawa-senyawa turunan lignoselulosa utama, yaitu: kelompok
furan dan asam alifatik (furfural, 5-hidroksimetilfurfural, asam asetat dan asam
format), senyawa aromatik (vanilin, asam salisilat, dan 4-hidroksibenzaldehid),
dan produk hidrolisis-fermentasi (glukosa, xilosa, etanol dan xilitol).
Reaksi hidrolisis dilakukan dalam keadaan tanpa inhibisi (kontrol) dan terinhibisi.
Sebagai substrathidrolisis digunakan xilan beechwood, dan proses hidrolisis
dilakukan pada temperatur 50oC dalam waktu 150 menit dengan variasi
konsentrasi enzim 0,55 g/l dan 1,65 g/l. Hasil yang diperoleh dianalisis
menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Variasi
dilakukan pada konsentrasi substrat dan jenis senyawa yang berpotensi sebagai
inhibitor. Data yang dihimpun berupa analisis konsentrasi xilosa yang diukur
terhadap satuan waktu tertentu.
Hasil uji inhibisi menunjukkan bahwa asam format, vanilin, dan etanol merupakan
inhibitor terkuat dari masing-masing kelompoknya, yang berturut-turut
menurunkan laju sebesar 35,52%; 44,49%; dan 43,56% terhadap laju hidrolisis
kontrol. Mekanisme inhibisi dari senyawa asam format, vanilin, dan etanol secara
berturut-turut adalah inhibisi campuran, unkompetitif, dan kompetitif. Vanilin
memiliki efek inhibisi terkuat apabila ditinjau dari kinerja xilanase yang memiliki
nilai terendah dibandingkan etanol dan asam format (konstanta katalitik 44,81
jam-1; derajat inhibisi 48,18%; enzymatic digestibility 2,45; konstanta inhibisi 0,13
g/l; dan rasio Km/KI 23,94).