Terjadinya kerusakan jalan akan mengakibatkan tidak terpenuhinya peran jalan
yang tertuang dalam UU No.38 Tahun 2004 tentang Jalan. Hal ini terjadi di
beberapa daerah di Indonesia, salah satunya di Provinsi Sumatera Barat.
Kerusakan jalan disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya agregat. Terdapat
2 sumber agregat yang sering di gunakan yaitu agregat galian batu Bukit Kuncir
Kabupaten Solok dan Batang Hari Kabupaten Dharmasraya. Oleh karena itu,
perlu diteliti apakah Agregat Bukit Kuncir dan Agregat Batang Hari memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi teknis dan kinerja campuran menggunakan agregat
tersebut.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental di
laboratorium yang terdiri dari pengujian sifat agregat, pengujian sifat aspal dan
pengujian kinerja campuran AC-WC yaitu pengujian modulus resilien
menggunakan alat Dyamic Testing System dan pengujian ketahanan terhadap retak
lelah menggunakan alat Beam Fatigue Apparatus dengan kontrol tegangan. Hasil
pengujian kinerja campuran akan dibandingkan dengan model Asphalt Institute.
Secara umum hasil pengujian sifat agregat, Agregat Bukit Kuncir dan Agregat
Batang Hari memenuhi persyaratan Spesifikasi Umum 2018 Bina Marga dan
syarat presisi. Hal ini menunjukkan bahwa agregat bukan menjadi faktor
penyebab kerusakan jalan di Provinsi Sumatera Barat. Pernyataan tersebut
didukung oleh hasil pengujian kinerja campuran. Untuk campuran AC-WC
menggunakan Agregat Bukit Kuncir memiliki nilai modulus resilien 5.068,745
MPa dan nilai retak lelah sebesar 778.432 cycles pada tegangan 750 kPa pada
suhu 20? dan campuran AC-WC menggunakan Agregat Batang Hari memiliki
nilai modulus resilien 4.490,699 MPa dan nilai retak lelah sebesar 961.227 cycles
pada tegangan 500 kPa pada suhu 20?.