Berjalan adalah kegiatan sehari-hari yang diperlukan bagi manusia dan sebagian
besar kegiatan berjalan kaki melibatkan penyeberangan jalan. Tesis ini membahas
pengembangan model keselamatan penyeberangan di ruas jalan tidak terbagi di
Kota Bandung. Dimana di Indonesia, pejalan kaki merupakan salah satu pelaku
perjalanan yang paling rentan terhadap kecelakaan dengan persentase sebesar 16%
dari kecelakaan lalu lintas di jalan. Berdasarkan buku Laporan Tahunan
Keselamatan Jalan Tahun 2017 (BIGRS, 2018), menunjukkan pejalan kaki
merupakan korban dengan tingkat cedera dan kematian akibat tabrakan dengan
persentase sebesar 23% di jalan Kota Bandung. Hal ini menyoroti kebutuhan
mendesak untuk mengatasi masalah transportasi, khususnya keselamatan pejalan
kaki di Kota Bandung.
Tingkat keselamatan penyeberangan jalan dinilai dengan membangun dua jenis
model yaitu model linier berganda dan model ordered probit (OP). Model dibangun
dengan menggunakan tiga parameter yang terdiri dari karakteristik kontrol,
karakteristik jalan, dan karakteristik lalu-lintas. Lokasi tinjauan terdiri dari 30 ruas
jalan dengan penyeberangan yang ditandai. Masing-masing model memiliki tiga
tipe dengan tipe pertama memiliki variabel karakteristik lalu lintas yang dibagi
berdasarkan jenis kendaraan, tipe kedua memiliki variabel karakteristik lalu lintas
yang digabung untuk semua jenis kendaraan dan variabel jumlah lajur dipisah, dan
tipe ketiga memiliki variabel karakteristik lalu lintas yang digabung untuk semua
jenis kendaraan namun dipisah perlajur dan variabel jumlah lajur dipisah. Dari
keenam model yang dibangun nantinya setelah melewati proses validasi akan
dipilih untuk menilai tingkat keselamatan penyeberangan jalan di ruas jalan tidak
terbagi di Kota Bandung.
Hasil pemodelan menunjukan model linier berganda tipe 1 menjadi model terbaik
dengan nilai Akaike’s Information Criterion (AIC) dan Chi-square (X2) lebih kecil
dari model lainya.