digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jeffry Adiwidjaja
PUBLIC yana mulyana

Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang paling sering dijumpai. Seperti dilaporkan oleh WHO pada tahun 2005, sekitar 200 juta manusia di seluruh dunia menderita diabetes melitus. Beberapa penelitian melaporkan bahwa biji jinten hitam dan minyaknya memiliki efek antihiperglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh minyak biji jinten hitam terhadap farmakokinetika dan farmakodinamika dari glikazid jika digunakan secara bersamaan. Tikus Wistar jantan normal dan resisten insulin masing-masing dibagi ke dalam dua kelompok uji (masing-masing n = 5). Pengujian dilakukan pada tikus dalam keadaan teranestesi oleh uretan dengan dosis 1,25 g/kg bb. Kelompok I diberikan suspensi gliklazid dengan dosis 0,033 mg/g bb dan kelompok II diberikan emulsi minyak biji jinten hitam dengan dosis 0,052 mg/g bb setiap hari selama 14 hari sebelum eksperimen dan 20 menit sebelum pemberian suspensi gliklazid dengan dosis 0,033 mg/g bb pada hari eksperimen. Pemberian glikazid dan minyak biji jinten dilakukan secara intragastrik. Sampel darah diambil pada waktu 0; 0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,5; 2; 3; 4; 8; 12; 18; 24; dan 36 jam setelah pemberian gliklazid. Kadar gliklazid dalam plasma ditentukan dengan metode KCKT. Kadar glukosa plasma dihitung dengan metode GOD-PAP. Parameter farmakokinetika gliklazid dan AAC0-12 kurva konsentrasi glukosa terhadap waktu dihitung. Pemberian minyak biji jinten hitam tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fasa eliminasi dan distribusi gliklazid, baik pada tikus normal maupun tikus yang resisten terhadap insulin. Pemberian bersama minyak biji jinten hitam meningkatkan bioavailabilitas gliklazid pada tikus normal dan tikus yang resisten terhadap insulin berturut-turut sebesar 97% dan 52%. Pemberian bersama minyak biji jinten hitam meningkatkan AAC0-12 sebesar 66% pada tikus normal; sedangkan pada tikus yang resisten insulin, tidak terdapat perbedaan yang bermakna.