Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang paling sering dijumpai. Seperti
dilaporkan oleh WHO pada tahun 2005, sekitar 200 juta manusia di seluruh dunia menderita
diabetes melitus. Beberapa penelitian melaporkan bahwa biji jinten hitam dan minyaknya
memiliki efek antihiperglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh
minyak biji jinten hitam terhadap farmakokinetika dan farmakodinamika dari glikazid jika
digunakan secara bersamaan. Tikus Wistar jantan normal dan resisten insulin masing-masing
dibagi ke dalam dua kelompok uji (masing-masing n = 5). Pengujian dilakukan pada tikus
dalam keadaan teranestesi oleh uretan dengan dosis 1,25 g/kg bb. Kelompok I diberikan
suspensi gliklazid dengan dosis 0,033 mg/g bb dan kelompok II diberikan emulsi minyak biji
jinten hitam dengan dosis 0,052 mg/g bb setiap hari selama 14 hari sebelum eksperimen dan
20 menit sebelum pemberian suspensi gliklazid dengan dosis 0,033 mg/g bb pada hari
eksperimen. Pemberian glikazid dan minyak biji jinten dilakukan secara intragastrik. Sampel
darah diambil pada waktu 0; 0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,5; 2; 3; 4; 8; 12; 18; 24; dan 36 jam setelah
pemberian gliklazid. Kadar gliklazid dalam plasma ditentukan dengan metode KCKT. Kadar
glukosa plasma dihitung dengan metode GOD-PAP. Parameter farmakokinetika gliklazid dan
AAC0-12 kurva konsentrasi glukosa terhadap waktu dihitung. Pemberian minyak biji jinten
hitam tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fasa eliminasi dan distribusi gliklazid,
baik pada tikus normal maupun tikus yang resisten terhadap insulin. Pemberian bersama
minyak biji jinten hitam meningkatkan bioavailabilitas gliklazid pada tikus normal dan tikus
yang resisten terhadap insulin berturut-turut sebesar 97% dan 52%. Pemberian bersama
minyak biji jinten hitam meningkatkan AAC0-12 sebesar 66% pada tikus normal; sedangkan
pada tikus yang resisten insulin, tidak terdapat perbedaan yang bermakna.