digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Desy Siska Anastasia
PUBLIC yana mulyana

COVER Desy Siska Anastasia
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Desy Siska Anastasia
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Desy Siska Anastasia
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Desy Siska Anastasia
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Desy Siska Anastasia
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Desy Siska Anastasia
PUBLIC yana mulyana

BAB 6 Desy Siska Anastasia
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Desy Siska Anastasia
PUBLIC yana mulyana

Ibuprofen merupakan obat anti inflamasi yang mempunyai waktu paruh yang pendek dan juga memberikan efek samping tukak pada saluran cerna pada pemberian secara oral. Alternatif sediaan ibuprofen topikal untuk meminimalkan efek samping obat dan memperpanjang durasi kerja obat dengan membentuk sistem penghantaran pelepasan terkendali perlu dikembangkan. Sediaan patch transdermal tipe matriks dapat mengurangi terjadinya lonjakan dosis, dengan demikian diharapkan akan mengurangi efek samping dibandingkan dengan terapi oralnya. Pada penelitian ini dibuat patch ibuprofen dengan diameter 5 cm (225 mg/patch) dengan mencampurkan ibuprofen ke dalam matriks HPMC (9%) dan propilen glikol digunakan sebagai plasticizer. Evaluasi mekanik patch ibuprofen menghasilkan tensile strength sebesar 1,24 ± 0,14 (kg/mm 2 ), persen pemanjangan 61,31 ± 8,61, ketahanan pelipatan lebih dari 200 kali dan kadar air 1,50 ± 0,28 (%). Uji difusi in vitro (36 jam) menggunakan sel difusi tipe flow through dan lepasan kulit ular Phyton reticulatus sebagai membran menghasilkan % kumulatif difusi ibuprofen sebesar 78,84 ± 0,84 dengan kinetika permeasi obat mengikuti model Higuchi. Uji iritasi pada kelinci (n=3) tidak menunjukkan edema dan eritema. Evaluasi farmakokinetika dilakukan pada 2 kelompok tikus Wistar jantan (masing-masing n=5), yaitu kelompok oral (62 mg/kg bb) dan kelompok transdermal (124 mg/kg bb). Cmaks dan AUC0-12 ibuprofen dari pemberian oral (90,82 ± 4,77 µg/mL dan 242,91 ± 19,76 µg.jam/mL) berbeda signifikan (p<0,05) dengan pemberian transdermal (3,61 ± 3,12 µg/mL dan 55,22 ± 4,44 µg.jam/mL). Tmaks sediaan oral 0,25 jam sementara sediaan transdermal menghasilkan konsentrasi plasma yang relatif konstan (2-4 µg/mL) dari jam ke 0,5 hingga 24. Evaluasi farmakodinamika dilakukan dengan menguji efek anti inflamasi patch ibuprofen pada hewan uji yang telah diinduksi inflamasi menggunakan larutan karagenan lambda 1%. Hewan uji dibagi dua kelompok (masing-masing n=5) : kelompok kontrol (tanpa pemberian sediaan obat) dan kelompok yang diberikan sediaan transdermal (124 mg/kg bb). Penurunan % radang yang signifikan (p<0,05) dihasilkan dari pemberian patch ibuprofen sehingga disimpulkan patch ibuprofen memberikan pelepasan zat aktif yang relatif konstan selama 24 jam dan memiliki aktivitas penyembuhan radang sampai 72% di jam ke-10 dengan konsentrasi plasma yang jauh lebih rendah dibandingkan pemberian oral.