digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Landasan pacu memiliki peranan yang penting dalam pengoperasian bandara sebagai tempat lepas landas dan mendaratnya pesawat. Dengan peranan yang penting tersebut maka terjadinya kerusakan pada landasan pacu harus diminimalisir. Namun hal berbeda terjadi di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru yang mengalami peningkatan kejadian kerusakan landasan pacu. Pemeliharaan pun dilakukan untuk mengatasi kerusakan landasan pacu namun belum optimal sehingga kerusakan tetap terjadi. Oleh sebab itu pada penelitian ini akan dilakukan kajian risiko yang menyebabkan kerusakan landasan pacu pada Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi risiko yang menjadi penyebab kerusakan pada landasan pacu di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, memperoleh rangking risiko yang menjadi penyebab kerusakan landasan pacu, dan memberikan saran mengenai pemeliharaan landasan pacu yang sebaiknya dilakukan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner kepada pengelola Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru mendapatkan ada 21 (dua puluh satu) risiko yang valid menjadi penyebab kerusakan landasan pacu di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Selanjutnya dilakukan analisis risiko FMECA (Failure Mode Effect and Critically Analysis) menggunakan perhitungan RPN yang menghasilkan bahwa ada 7 (tujuh) risiko tinggi yang menjadi penyebab kerusakan landasan pacu di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Untuk mengantisipasi risiko tinggi terjadinya kerusakan pada landasan pacu maka perlu dilakukan pemeliharaan landasan pacu. Namun dengan adanya batasan mengenai bandara yang harus tetap beroperasi, jumlah landasan pacu yang hanya satu, dan belum ditemukan metode perbaikan tanah yang efektif. Maka dalam penelitian ini dilakukan perbandingan 2 (dua) metode pemeliharaan yang biasanya digunakan di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru yakni metode patching dan patching-overlay. Dari hasil perbandingan biaya pemeliharaan dari 2 (dua) metode tersebut maka dapat direkomendasikan kepada pengelola bandara untuk melakukan metode patching dalam pemeliharaan landasan pacu di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.