digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri pertanian di Indonesia telah memberikan kontribusi sebesar 12,81% terhadap pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018, dan merupakan yang terbesar dibandingkan dengan industri lainnya. Sehingga, sektor perkebunan menjadi kekuatan utama dari perekonomian Indonesia. Harga CPO dunia tidak dapat dipisahkan dari permintaan negara konsumen utama seperti India, Uni Eropa dan Cina. Setiap peraturan dan hukum yang dikeluarkan akan menyebabkan volatilitas harga CPO. Hal ini juga dapat mengakibatkan calon investor untuk menahan diri dalam berinvestasi pada perusahaan CPO. Sehingga, penilaian intrinsik perusahaan diperlukan untuk menentukan bagaimana investor harus bertindak terhadap saham perusahaan. Perusahaan perlu mencari peluang untuk merealokasi produksi CPO. Salah satu perusahaan tersebut adalah Tunas Baru Lampung (TBLA). Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mengalihkan penggunaan bahan bakar ke biodiesel dan terus meningkatnya populasi dunia, TBLA mulai berfokus pada produk turunan, salah satunya adalah Biodiesel 20 (B20). Perusahaan juga mempunyai produk minyak goreng sebagai salah satu produk andalannya. Sebagian besar perusahaan yang yang menjual CPO telah mengalami penurunan pada profitabilitas perusaaan. TBLA mengalami penurunan laba bersih sebesar 21,90% selama tahun 2018. Namun, dibandingkan dengan para pesaingnya. TBLA merupakan salah satu perusahaan yang dapat mempertahankan kinerja keuangannya, ditunjukkan oleh marjin laba kotor dan operasi yang cenderung konstan terlepas dari kondisi tidak mengungtungkan. Penilaian kinerja keuangan dan intrinsik TBLA diyakini penting untuk mengetahui bagaimana investor harus bertindak. Studi ini meneliti penilaian absolut dan relatif perusahaan. Model penilaian absolut adalah untuk menentukan nilai tunggal suatu perusahaan. Metode FCFE digunakan untuk menghitung nilai intrinsik TBLA. Adapun untuk penilaian relatif dari perusahaan menggunakan forward P/E. Kedua model absolut and relatif yang dikembangkan telah mengisyaratkan bahwa harga saham saat ini yaitu IDR 875 dari TBLA adalah undervalued. Nilai intrinsik yang ditunjukkan oleh model penilaian absolut adalah IDR 1.126,52 dan dari model penilaian relatif adalah IDR 2.137,90. Kedua model ini mendorong nilai intrinsik yang tinggi bagi perusahaan, dengan potensi pengembalian diatas 15% tentunya akan menarik calon investor untuk berinvestasi dengan membeli saham perusahaan.