digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Agung Artomoro merupakan perusahaan jasa yang beroperasi sejak Februari 2012. Perusahaan ini didirikan karena tingginya jumlah migran di Indonesia terkait dengan tingginya permintaan tenaga kerja di industri perkebunan. Perusahaan fokus pada penawaran layanan paket penuh dalam menyediakan tenaga kerja untuk perkebunan, menyediakan barang-barang untuk tenaga kerja perkebunan, dan menyediakan layanan transportasi. Sejak didirikan, perusahaan terus mendapatkan pendapatan positif dari tahun ke tahun, tetapi peningkatan pendapatan diikuti oleh peningkatan biaya dan itu menyebabkan stagnasi keuntungan. Penelitian ini menyelidiki apa yang menyebabkan stagnasi dalam laba perusahaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, melibatkan wawancara penelitian kualitatif dalam mengumpulkan data dari 11 responden, termasuk pihak internal dan eksternal. Analisis eksternal digunakan untuk menguraikan ancaman dan peluang yang saat ini terjadi di industri dengan menggunakan PESTEL dan alat analisis Porter’s Five Forces. Hasil analisis eksternal menunjukkan bahwa industri pulp dan kertas masih tumbuh dan memiliki peluang yang didukung oleh peraturan pemerintah. Di sisi lain, analisis internal terdiri dari analisis kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan Value Chain Analysis dan VRIO Framework. Hasil analisis internal menunjukkan bahwa perusahaan memiliki sumber daya dan kemampuan yang belum sepenuhnya dimaksimalkan. Kesimpulan dari analisis internal dan eksternal menghasilkan rincian alat analisis SWOT dan diformulasikan menjadi Fishbone untuk menemukan akar penyebab masalah perusahaan. Studi ini mengungkapkan bahwa tantangan utama dalam implementasi strategi yang ada adalah beban kerja yang tinggi yang disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja, elastisitas harga dan perubahan permintaan dari klien, dan terbatasnya penggunaan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model bisnis baru dengan mengusulkan beberapa strategi untuk meningkatkan evaluasi kinerja bisnis untuk pengembangan internal. Peneliti memilih dua strategi yang diperoleh dari Porter’s Generic Strategy, yang menggunakan vertical integration strategy, keduanya backward integration dan forward integration . Hasil dari strategi yang diusulkan dipetakan ke dalam business model canvas. Selanjutnya, rekomendasi dibuat agar perusahaan memperluas gudang untuk menampung lebih banyak barang, meningkatkan jumlah tenaga kerja untuk mengatasi beban kerja yang tinggi, dan mengembangkan sistem informasi manajemen untuk mengintegrasikan semua data. Hasilnya bagaimana cost leadership strategy dapat membangun new business model, memaksimalkan penggunaan sumber daya dan kemampuan untuk membuat kinerja bisnis lebih efektif dan efisien, dan menciptakan kesinambungan dalam keunggulan kompetitif.