digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Di Indonesia, industri makanan adalah salah satu sektor yang mendukung peningkatan nilai investasi nasional, Kementerian Perindustrian mencatat, sepanjang 2018, industri makanan dan minuman dapat tumbuh 7,91% atau melebihi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17%. Menurut Asosiasi Waralaba Indonesia, tren industri makanan ini sejalan dengan meningkatnya minat dalam waralaba. Terdorong untuk berpartisipasi dalam memajukan ekonomi Indonesia, KRS berusaha menyanggupi semua tawaran franchise yang diajukan oleh para pelanggan setia KRS. Terdapat 19 tawaran franchise di seluruh Indonesia. Menerima tantangan dalam mengembangkan bisnis, KRS ingin memastikan produk dari KRS terstandarisasi dengan baik sehingga tidak merusak citra baik yang selama ini KRS bangun. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan mengimplementasikan prosedur standarisasi produk demi menjaga keseragaman kualitas dimanapun porduk KRS dijual di seluruh Indonesia. Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini dimulai dengan analisis internal yang terdiri dari Proposisi Nilai dan Rantai Nilai. Setelah melakukan analisis internal, penelitian akan dilanjutkan dengan menganalisis masalah eksternal, yaitu Analisis Pesaing, dan SIPOC untuk Lean Six Sigma dengan alat DMAIC bertindak sebagai kombinasi dari konsep Six Sigma dan Lean. Penyebab utama masalah yang dihadapi oleh KRS adalah buruknya kinerja pekerja paruh waktu, distribusi informasi yang tidak efektif, dan proses yang sangat manual dan administratif yang sia-sia dan tidak terorganisir. Solusi dan perbaikan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi proses operasi KRS adalah pembuatan SOP yang diterapkan oleh aplikasi E-Operation, manfaat yang akan diperoleh termasuk peningkatan transparansi dan akuntabilitas, integrasi semua divisi yang terlibat dan pelacakan akses di waktu sebenarnya. Pelatihan dan pengikatan kontrak dapat dilakukan untuk meningkatkan divisi sumber daya manusia, dan akhirnya, solusi yang ditawarkan untuk masalah distribusi informasi adalah mengisi posisi yang kosong, yaitu koordinator yang memediasi antara dapur pusat dan pekerja bagian.