digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemaparan sinar matahari yang berlebihan dan dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kerusakan kulit, penuaan dini, dan kemungkinan kanker kulit. Tabir surya dapat melindungi kulit dari efek merugikan akibat terpapar sinar matahari, karena dapat mengurangi dampak negatif radiasi UV yang berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah membuat sediaan krim tabir surya dari serbuk rumput laut Eucheuma cottonii.Doty dengan mereduksi ukuran partikel, uji iritasi pada kulit, dan menentukan nilai SPF secara in vivo. Penelitian ini diawali dengan pengecilan ukuran partikel rumput laut melalui proses pemotongan dan penggilingan dengan menggunakan ball mill, dihasilkan serbuk nano yang dikarakterisasi berdasarkan ukuran partikel, indeks polidispersitas, dan morfologi partikel serbuk rumput laut. Ukuran partikel yang diperoleh adalah 532,73 ± 34,28 nm dan indeks polidispersitasnya adalah 0,29 ± 0,07. Formulasi sediaan menggunakan basis krim air dalam minyak yang terdiri dari setomakrogol 1000, propilen glikol, VCO, dan setostearil alkohol. Krim yang dibuat dievaluasi organoleptis, pH, viskositas, uji iritasi, dan penentuan nilai SPF secara in vivo pada kelinci. Formula krim yang baik adalah formula yang mengandung 2,5% serbuk rumput laut dalam basis yang terdiri dari 1% setomacrogol 1000, 15% propilen glikol, 56% VCO dan 3% setostearil alkohol. Uji iritasi primer krim menunjukkan tidak terjadi iritasi pada kulit punggung kelinci. Tahap pertama dalam pengujian SPF adalah penentuan Minimal Erythema Dose (MED). Hasil orientasi minimal erythema dose (MED) atau energi minimal sinar UV B yang dapat menimbulkan eritema pada kelinci albino jantan galur New Zealand yang tidak diberi krim adalah 1,494 J/cm 2 . Pada uji in vivo nilai SPF krim tabir surya adalah 3,37.