digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2020_TS_PP_DHAIFINA_1-Abstrak.pdf?
PUBLIC Yose Ali Rahman

Baja menjadi komponen utama yang digunakan di berbagai sektor. Salah satu masalah serius yang dihadapi oleh pemain bisnis baja adalah kelebihan pasokan baja oleh China yang menyebabkan beberapa pemain bisnis baja berada di ujung kebangkrutan dan salah satu dampak dari permasalahan ini, para pemain bisnis baja mengambil utang atau pinjaman untuk membiayai operasi bisnis mereka. PT. ABC adalah pusat pemrosesan baja Korea jenis lembaran dan gulungan. PT. ABC harus menghadapi masalah bisnis terkait dengan keterlambatan pembayaran dari pelanggan mereka yang disebabkan oleh keterlambatan dalam pengiriman invoice. Waktu yang dibutuhkan dalam proses account receivable flow adalah 21 hari dan menyebabkan meningkatnya account receivable yang berkontribusi 74% dari total aset, short-term borrowing bank yang 71% dari total liabilities dan rasio utang adalah 0.84. Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis tentang implementasi Lean Six Sigma Framework yang menggunakan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, and Control) di proses account receivable flow PT. ABC. Selain itu penelitian ini difokuskan untuk menemukan akar masalah dan menemukan solusinya. Penulis memulai dengan memilih Lean Six Sigma project selection, diagram SIPOC dan cross-functional process map pada tahap define. Setelah itu, data dikumpulkan dan memprioritaskan potential problem menggunakan diagram Pareto pada tahap measure. Penulis menggunakan waste identification, analisis sebab-akibat (diagram Fishbone) dan analisis 5-Whys untuk menentukan akar masalah pada tahap analyze. Kurangnya orang di tim pajak dan pemasaran, kurangnya prosedur terkait dengan salinan asli catatan pengiriman dan template invoice yang tidak kompatibel adalah akar masalah mengapa account receivable flow membutuhkan waktu lama untuk diproses. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengubah alur proses unggahan E-Faktur, SOP baru untuk proses penyerahan materi dan mendesain ulang template invoice yang baru dapat membantu untuk mengatasi akar masalah dan memberikan efisiensi dalam pengurangan waktu proses. Selanjutnya pada tahap kontrol, membuat invoice posting monitoring, request E-Faktur monitoring, returned delivery note monitoring, send invoice monitoring untuk memastikan dan mempertahankan perbaikan yang sudah dilakukan di Departemen Pemasaran. Hasilnya, PT. ABC dapat mencapai target, rasio utang 0.50 dan persentase kontribusi account receivable pada total aset adalah 50% pada 2018.