Latar belakang dan tujuan : Rute pemberian obat secara oral menjadi pilihan utama
pada kebanyakan pasien. Dari semua bentuk sediaan obat dengan pemberian secara
oral, tablet merupakan bentuk sediaan yang menjadi pilihan karena pemberian obat
yang mudah dan lebih fleksibel pada pembuatan sediaan obat. Namun begitu seiring
dengan peningkatan usia pasien terjadi perubahan variasi secara fisiologis sehingga
tablet padat sulit untuk ditelan oleh pasien lansia. Tablet juga memerlukan air saat
penggunaanya sehingga dalam perjalanan saat bepergian bisa sulit menggunakan
obat. Maka untuk mengatasi masalah ini dilakukan pengembangan sediaan tablet
cepat hancur. Metode : Pada awal penelitian dilakukan pemilihan bahan pembantu
yaitu Primojel, Avicel PH 101 dan 102, Starch 1500
®
, PVP K-25, Aerosil, Manitol,
Maltosa, Talk, dan Magnesium Stearat. Metode pembuatan tablet hancur cepat yang
dipilih adalah metode kempa langsung dan metode granulasi basah. Sediaan tablet
dilakukan evaluasi seperti berikut: uji waktu hancur, uji kekerasan tablet, dan uji
friabilitas tablet. Kemudian dikembangkan sediaan untuk evaluasi rasa dari obat
dimana dilakukan perubahan pada konsentrasi bahan pemanis dan pengujian rasa obat
dilakukan pada manusia sebagai subyek percobaan. Terhadap sediaan tablet dan
tablet inovator, Zantac
®
dilakukan uji disolusi dengan menggunakan medium air dan
asam hidroklorida 0,1N menggunakan uji disolusi tipe II (dayung) selama 45 menit
dengan setiap pengambilan aliquot dilakukan pada menit ke 5, 10, 20, 30, dan 45,
dalam medium 900 ml dengan kecepatan pengadukan 50 rpm pada suhu 37ºC. Hasil
uji disolusi dianalisis menggunakan spektrofotometri UV pada panjang gelombang
313 nm dan 315 nm masing-masing pada medium HCl 0,1N dan air. Hasil : Hasil
menunjukkan formulasi F5 (10% Primojel, 4% PVP K-25) yang dibuat dengan
menggunakan metode granulasi basah, memberikan waktu hancur yang memenuhi
syarat farmakope dan persen friabilitas yang <1%. Hasil pengembangan untuk rasa
tablet yaitu F6 yang menggunakan bahan pemanis dua kali lipat dari F5 dan F7 yang
menggunakan bahan pemanis tiga kali lipat dari F5 menunjukkan rasa pahit yang
berkurang. Hasil disolusi menunjukkan tablet yang dikembangkan mempunyai profil
disolusi yang lebih besar dari obat inovator. Simpulan : Formulasi F5 merupakan
formulasi yang menjadi pilihan pada evaluasi waktu hancur obat. Formulasi F7
memberikan rasa obat yang manis namun masih sedikit pahit. Berdasarkan profil
disolusi menunjukkan persen obat terdisolusi tablet hancur cepat lebih besar dari obat
inovator.