digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Fragmentasi habitat telah memisahkan habitat satwa liar di Kota Bandung, yaitu Tahura Ir. H. Djuanda dengan Kebun Binatang yang berdasarkan sejarahnya merupakan satu kesatuan ekosistem. Kedua habitat ini merupakan RTH yang dihubungkan oleh Sungai Cikapundung. Tingginya jumlah bangunan di sempadan sungai telah meningkatkan intervensi kegiatan urban terhadap kawasan tersebut sehingga ruang gerak satwa liar menjadi terbatas. Salah satu solusinya adalah membangun koridor satwa liar yang akan menghubungkan kembali habitat yang terpisah dan memfasilitasi satwa liar untuk bergerak dan berpindah. Selain memiliki fungsi konservasi, koridor satwa liar juga memiliki fungsi edukasi dan rekreasi. Tujuan penilitian ini adalah menentukan persentase tutupan lahan di sempadan sungai dan jenis tanaman yang sesuai dengan spesies target, menentukan persepsi dan perilaku masyarakat di sempadan sungai terhadap rencana pembangunan koridor satwa liar, menentukan nilai manfaat lingkungan, dan menyusun rencana strategis pembangunan koridor satwa. Kawasan perancangan koridor satwa berada di Kecamatan Coblong dan Cidadap. Analisis tutupan lahan dilakukan secara on-screen digitizing pada citra satelit ArcGIS Imagery/Mercator/WGS84/ EPSG:3395 dengan ArcGIS Dekstop 10.5.1 yang selanjutnya divalidasi ulang di lapangan. Persepsi dan perilaku masyarakat diketahui melalui pengambilan data kuisioner secara purposive sampling. Nilai manfaat lingkungan dihitung dengan metode PES dan WTP. Rencana strategis pembangunan kawasan dianalisis menggunakan metode SWOT-QSPM. Hasil penelitian terhadap aspek ekologi menunjukkan bahwa 62,2% lahan sempadan sungai tertutup oleh kanopi pohon dan 31% tertutup oleh bangunan. Spesies satwa target terdiri dari 3 spesies mamalia dan 23 spesies burung. Hasil seleksi spesies tumbuhan yang sesuai dengan satwa target berjumlah 14 spesies. Pada aspek sosial, diketahui secara umum, masyarakat memiliki pemahaman dan kesiapan yang tinggi dalam merespon rencana pembangunan koridor satwa liar. Pada aspek ekonomi, perhitungan WTP adalah Rp 14.680/individu dan dugaan nilai PES sebesar Rp 2.225.693.520/tahun. Prioritas rencana strategis pembangunan yang paling utama adalah pengembangan wilayah sebagai koridor satwa sekaligus taman RTH yang manarik bagi wisatawan Kota Bandung.