digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dismenore merupakan masalah kesehatan yang umum dialami oleh hampir seluruh wanita, termasuk mahasiswa. Dismenore dapat mengganggu produktivitas dan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, orang yang mengalami dismenore sering kali akan melakukan berbagai intervensi untuk menangani atau mengurangi rasa nyeri pada saat menstruasi berlangsung. Salah satu intervensi yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi obat-obatan, baik obat herbal maupun obat konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi mahasiswa di Kota Bandung dalam memilih obat untuk menangani dismenore dan mengetahui kesediaan membayar (willingness to pay) untuk obat herbal dan obat konvensional. Penelitian dilakukan menggunakan metode survei dengan pendekatan cross-sectional melalui pengumpulan data berdasarkan kuesioner yang dilakukan secara daring pada bulan Juni ?Juli 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 401 responden, diketahui sebanyak 45% responden memilih obat herbal dan 55% responden memilih obat konvensional. Namun, setelah dipaparkan beberapa setting kondisi, preferensi responden cenderung berubah pada tiap kondisi, yang artinya setting kondisi mempengaruhi preferensi responden dalam memilih jenis obat. Faktor yang mempengaruhi preferensi dalam memilih jenis obat meliputi jurusan (p-value = 0,000), siklus menstruasi (p-value = 0,015), seberapa mengganggu terhadap aktivitas (p-value = 0,000), dan intensitas nyeri (p-value = 0,000). Jumlah WTP rata-rata untuk obat herbal adalah Rp8.426,- sedangkan untuk obat konvensional adalah Rp9.208,-. Tidak terdapat hubungan antara faktor pengetahuan, pengalaman menstruasi, dan pengalaman ketika mengalami dismenore terhadap jumlah WTP obat herbal, sedangkan untuk WTP obat konvensional terdapat faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor intensitas nyeri. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah WTP obat herbal dan obat konvensional.