digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Artemisinin merupakan senyawa metabolit sekunder yang berasal dari tanaman Artemisia annua L. yang berkhasiat sebagai obat antimalaria. Namun, kadar senyawa artemisinin dalam tanaman A. annua sangat rendah dan pengobatan malaria berbasis artemisinin menjadi relatif mahal. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi yang efektif untuk dapat meningkatkan kadar senyawa artemisinin. Penelitian yang sedang berkembang saat ini mengarah pada rekayasa genetik dengan melibatkan jalur biosintesis artemisinin. Dalam jalur biosintesis artemisinin, enzim farnesyl pyrophosphate synthase (FPS) merupakan salah satu enzim yang memiliki peranan penting. Enzim ini akan ditransformasikan ke dalam tanaman A. annua dalam upaya meningkatkan kadar artemisinin. Untuk dapat ditransformasikan ke dalam tanaman, gen pengkode FPS terlebih dahulu harus disisipkan dalam vektor biner pCAMBIA 1303. Penelitian ini bertujuan untuk menyisipkan gen FPS ke dalam vektor biner pCAMBIA 1303. Gen FPS yang digunakan dalam penelitian ini adalah gen sintetik yang telah berada dalam vektor kloning pUC57. Plasmid pUC57-FPS dan plasmid pCAMBIA kosong yang telah diperbanyak, keduanya dipotong dengan menggunakan enzim restriksi SpeI dan NcoI. Konstruksi dilakukan dengan meligasikan kedua fragmen DNA yang telah terpotong dan selanjutnya ditransformasikan pada bakteri Escherichia coli galur DH5?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen FPS telah berhasil disisipkan ke dalam vektor pCAMBIA 1303, sehingga menghasilkan vektor rekombinan pCAMBIA 1303-FPS. Vektor rekombinan yang telah diisolasi dan dielektroforesis dengan menggunakan gel agarose 1% dikonfirmasi dengan metode analisis migrasi, PCR menggunakan primer spesifik FPS, analisis restriksi serta penentuan urutan nukleotida (sekuensing).Hasil analisis migrasi menunjukkan plasmid rekombinan bermigrasi lebih lambat, konfirmasi PCR menunjukkan bahwa terdapat pita gen FPS pada ukuran ±1032 bp, dan fragmen ini dapat dipotong dengan menggunakan enzim restriksi XbaI. Pada analisis penentuan urutan nukleotida gen FPS (sekuensing) belum memberikan hasil yang memuaskan.