digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jamur dari lingkungan laut sudah banyak dikembangkan sebagai penghasil metabolit aktif yang digunakan sebagai antibakteri, antijamur, antivirus, dan antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi jamur yang berasal dari sampel yang diperoleh dari lingkungan laut dan menentukan aktivitas antibakterinya yang dinyatakan dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bakterisida minimum (KBM) terhadap bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia coli menggunakan metode CLSI (Clinical Laboratory and Standard Institute). Isolasi jamur dari sampel menggunakan media ekstrak ragi, pepton, dan dekstrosa (YPD) dengan komposisi 5:5:10 dalam air laut buatan steril. Jamur yang telah murni difermentasi dalam media cair YPD selama 21 hari pada shaker dengan keceptan 150 rpm. Kultur media dan miselia dipisahkan dengan menggunakan metode filtrasi. Bagian kultur media di ekstraksi dengan ekstraksi cair-cair sedangkan bagian miselium diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut etil asetat. Ekstrak dipekatkan dengan rotary vaporator dan dikeringkan kemudian dilakukan uji aktivitas antimikroba terhadap bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia coli dengan metode difusi cakram. Ekstrak yang memberikan hambatan pada konsentrasi 250µg/disk dilakukan penentuan nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) dengan metode mikrodilusi, kemudian ditentukan nilai konsentrasi bakterisida minimumnya (KBM). Dari penelitian ini diperoleh 10 strain jamur murni dan seluruhnya memiliki aktivitas antibakteri terhadap salah satu atau kedua bakteri uji. Ekstrak dengan aktivitas antibakteri yang yang kuat terhadap bakteri E. coli ditunjukkan oleh ekstrak kultur media GK4, dan GK5 dengan nilai KHM 256, 256 µg/ml dan nilai KBM 1024, 1024 µg/ml. Ekstrak dengan aktivitas antibakteri yang kuat terhadap B. subtilis ditunjukkan oleh ekstrak kultur media GK3, GK4, GK5, GK7, GK8, ekstrak miselium GK6, GK7 dengan nilai KHM masing-masing 256, 32, 64, 128, 16, 256, 256 µg/ml dan memiliki nilai KBM masing-masing 1024, 256, 256, 256, 32, 512, dan 512 µg/ml. Dengan demikian sebagian besar isolat jamur memiliki potensi aktivitas antibakteri yang lebih kuat terhadap bakteri uji B. subtilis dibandingkan terhadap E. coli.