Metode analisis harus selalu dikembangkan untuk memperoleh hasil analisis yang lebih
baik dan mutakhir. Spektrometer FTIR (Fourier-Transform Infrared Spectrometer)
merupakan instrumen yang umumnya digunakan untuk menganalisis senyawa obat secara
kualitatif, sedangkan penggunaannya secara kuantitatif masih jarang. Siprofloksasin
hidroklorida monohidrat (SHM) memiliki regang OH hidrat (3700-3500 cm
-1
) yang dapat
teramati dengan jelas, sehingga spektrum hidrat tersebut selanjutnya dapat dipilih sebagai
dasar perhitungan kuantitatif kadarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan
memvalidasi metode penetapan kadar tablet antibiotik SHM menggunakan FTIR. Baku
SHM dengan perbandingan yang bervariasi didispersikan dengan kristal KBr dan diukur
dengan FTIR. Selanjutnya dilakukan derivatisasi pada spektrum asli FTIR untuk
memperoleh luas (AUC) derivatnya. Penetapan kadar dilakukan dengan
mentransformasikan luas (AUC) derivat sampel ke dalam kurva kalibrasi, plot antara
konsentrasi baku SHM terhadap luas (AUC) derivat. Metode yang dikembangkan
kemudian divalidasi dan diujikan pada 4 produk tablet SHM dengan dosis pada label 500
mg. Hasil penetapan kadar kemudian dibandingkan terhadap metode uji potensi antibiotik
secara mikrobiologi. Uji spesifisitas menyatakan bahwa spektrum derivat FTIR baku SHM
dan tablet SHM identik. Uji linearitas menunjukkan hasil yang baik pada rentang
konsentrasi SHM dalam KBr 0,25-1,50% b/b; dengan persamaan regresi y = 59,45x +
21,08; dan koefisien korelasi r = 0,9994 dan Vxo = 2,0%. Batas deteksi dan batas kuantitasi
secara statistik sebesar 0,05 dan 0,18% b/b. Persen perolehan kembali sebesar 99,03-
100,71%. Uji presisi menghasilkan persen SBR untuk presisi intra day berturut-turut
1,15%; 1,31%; 1,41%; dan presisi interday 1,42%. Berdasarkan hasil yang diperoleh,
metode analisis yang dikembangkan telah memenuhi parameter validasi dan dapat
digunakan untuk menetapkan kadar tablet SHM. Hasil pengujian ini kemudian
dibandingkan terhadap hasil uji potensi antibiotik secara mikrobiologi menggunakan
metode lempeng silinder. Hasil uji mikrobiologi menunjukkan linearitas pada rentang
konsentrasi 27,59-56,34 ?g/mL; dengan persamaan regresi y = 16,79x –8,21 dan koefisien
korelasi r
2
= 0,98. Kadar pada tiap produk tablet SHM memenuhi syarat yang ditetapkan
Farmakope Indonesia V, baik dengan menggunakan metode FTIR atau metode uji potensi
secara mikrobiologi. Dengan demikian disimpulkan bahwa pengembangan metode
penetapan kadar tablet SHM menggunakan FTIR telah tervalidasi dan dapat menjadi salah
satu metode alternatif penetapan kadar tablet SHM dengan hasil yang terpercaya.