BAB1 Fauzi Yusupandi
EMBARGO  2027-06-06 
EMBARGO  2027-06-06 
BAB2 Fauzi Yusupandi
EMBARGO  2027-06-06 
EMBARGO  2027-06-06 
BAB3 Fauzi Yusupandi
EMBARGO  2027-06-06 
EMBARGO  2027-06-06 
BAB4 Fauzi Yusupandi
EMBARGO  2027-06-06 
EMBARGO  2027-06-06 
BAB5 Fauzi Yusupandi
EMBARGO  2027-06-06 
EMBARGO  2027-06-06 
2019_TS_TK_FAUZI YUSUPANDI 23017015_1.LAMPIRAN.pdf)u
EMBARGO  2027-06-06 
EMBARGO  2027-06-06 
ELECTROLYTE-SUPPORTED SOLID OXIDE FUEL CELL
(SOFC) BERTEMPERATUR MENENGAH
Oleh
Rasio elektrifikasi Indonesia telah mencapai 92,8% pada tahun 2017. Namun,
wilayah timur Indonesia seperti Papua dan NTT masih memiliki nilai rasio
elektrifikasi yang rendah (<60%). Fuel cell dapat menjadi solusi pembangkit listrik
untuk wilayah pedalaman karena dapat dibuat dalam skala kecil dengan konversi
energi yang tinggi. Solid oxide fuel cell (SOFC) merupakan fuel cell yang
menggunakan elektrolit padat yang umumnya beroperasi pada temperatur 800 –
1000oC. Temperatur operasi yang tinggi membuat pemilihan material lebih sulit
dan kebutuhan panas yang tinggi. Saat ini, SOFC bertemperatur menengah (500 –
800oC) sedang banyak dikembangkan untuk menurunkan kebutuhan panas dan
pemilihan material yang lebih luas. Penggunaan material-material yang tersedia di
Indonesia dan penurunan temperatur operasi dapat menurunkan biaya fabrikasi dan
operasi.
Kinerja sel anode-supported SOFC berbasis CSZ yang telah dibuat oleh
Laboratorium KPEE-ITB masih perlu ditingkatkan karena rapat daya maksimum
dan kekuatan mekanik yang masih rendah. Pada penelitian ini, sel SOFC dibuat
dengan konfigurasi anode- dan electrolyte-supported berbentuk disc planar
berbasis CSZ dan YSZ. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kinerja sel
anode-supported berbasis CSZ. Selain itu, sel anode-supported berbasis YSZ dan
sel electrolyte-supported berbasis CSZ dan YSZ juga difabrikasi sebagai
pembanding. Sel SOFC tersebut diuji pada temperatur 600, 700 dan 800oC
menggunakan gas hidrogen sebagai bahan bakar dan udara sebagai oksidator.
Hasil percobaan menunjukkan kekerasan sel anode-supported berbasis CSZ
meningkat dari 0 menjadi 1 mohs dengan peningkatan temperatur sintering dari
1000oC selama 1 jam menjadi 1100oC selama 3 jam dan pengurangan jumlah pore
former dari 15% menjadi 10% berat. Sementara itu, kekerasan sel anode-supported
berbasis YSZ yaitu sebesar 2 mohs. Rapat daya maksimum tertinggi sel anodesupported
berbasis CSZ dan YSZ adalah 1,09 dan 2,64 mW/cm2 pada temperatur
800oC. Sementara itu, rapat daya maksimum tertinggi sel electrolyte-supported
berbasis CSZ dan YSZ adalah 0,995 dan 2,32 mW/cm2 pada temperatur 800oC.