digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Novia Primadita
PUBLIC Budi Cahyadi

BAB1 Novia Primadita
EMBARGO  2027-06-06 

BAB2 Novia Primadita
EMBARGO  2027-06-06 

BAB3 Novia Primadita
EMBARGO  2027-06-06 

BAB4 Novia Primadita
EMBARGO  2027-06-06 

BAB5 Novia Primadita
EMBARGO  2027-06-06 

PENGEMBANGAN GAMMA ALUMINA DARI MINERAL INDONESIA Indonesia memiliki sumber daya bauksit jenis laterik yang sangat banyak dan berpotensi untuk dimanfaatkan dalam pembuatan gamma alumina. Jenis mineral yang paling banyak terkandung dalam bauksit jenis laterik ini yaitu gibbsite. Gamma alumina dapat diproduksi dari mineral gibbsite melalui dua tahap, yaitu mengkonversi gibbsite menjadi boehmite kemudian sintesis gamma alumina dari boehmite. Konversi gibbsite menjadi boehmite berhasil dilakukan. Penelitian ini dilakukan melalui metode hidrotermal menggunakan reaktor batch. Pengaruh keasaman, kebasaan, dan penambahan benih boehmite telah dipelajari. HNO3 digunakan sebagai media asam dan KOH sebagai media basa. Variasi konsentrasi pada kedua media tersebut adalah 1M, 3M, dan 5M. Penambahan benih boehmite divariasikan dari 1%, 3%, dan 5%. Temperatur reaksi divariasikan pada 160, 180, and 200? dan waktu reaksi divariasikan selama 2 dan 5 jam. Produk boehmite dan gamma alumina dikarakterisasi menggunakan metode XRD dan BET. Kondisi operasi yang paling optimum dan memberikan kualitas boehmite terbaik adalah saat menggunakan larutan HNO3 5M sebagai pelarut dengan penambahan benih boehmite sebanyak 1%, pada temperatur operasi 180? selama 2 jam. Kristalinitas dan ukuran kristal yang didapat saat menggunakan kondisi tersebut sebesar 60,7% dan 10,64 nm. Gamma alumina berhasil dibuat dari boehmite hasil sintesis. Luas permukaan gamma alumina SB-09 dan SB-22 masing-masing adalah 221,74 m2/g dan 50,99 m2/g. Kata kunci : Gibbsite, boehmite, gamma alumina, metode hidrotermal, penyangga katalis