Hipertensi merupakan penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan jangka panjang serta
penanganan yang tepat sesuai standar terapi. Kepatuhan pasien yang tinggi selama pengobatan
akan membantu meningkatkan ketercapaian target terapi. Konseling merupakan suatu layanan
kefarmasian yang dilakukan untuk membantu meningkatkan kepatuhan pasien. Bumi Medika
Ganesha (BMG) yang merupakan unit layanan kesehatan ITB, belum melakukan pemantauan
efektivitas terapi secara terus-menerus. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas
terapi hipertensi, mengidentifikasi kebutuhan pasien terhadap layanan konseling dan menilai
kesiapan apoteker untuk melakukan layanan konseling. Evaluasi efektivitas terapi hipertensi
dilakukan secara retrospektif berdasarkan standar terapi JNC VIII dan kriteria penggunaan obat.
Selanjutnya dilakukan identifikasi kebutuhan pasien terhadap layanan konseling dan analisis
sumber daya yang diperlukan untuk melakukan layanan konseling melalui penyebaran kuesioner
kepada pasien dan apoteker. Terdapat 6 dari 35 pasien dikategorikan terapinya tidak efektif dengan
faktor pola hidup yang teridentifikasi mempengaruhi ketidakefektifan terapi yaitu Indeks Masa
Tubuh (IMT) >24,9 kg/m2 , kebiasaan harian minum kopi, teh, asupan tinggi natrium, merokok dan
tidak memiliki kebiasaan olahraga rutin. Masalah terkait obat yang teridentifikasi yaitu 5 kasus
ketidaktepatan seleksi obat dan 7 kasus potensi interaksi obat ?obat dengan kategori major dan
moderate. Sebanyak 24 pasien (100%) merasa memerlukan layanan konseling dan umumnya
memilih konseling dilakukan selama 15 menit di ruangan khusus. Hasil survei persiapan konseling
menunjukkan apoteker bersedia memberikan konseling dan teridentifikasi masih diperlukan
dokumen pendukung seperti prosedur tetap, catatan pelaksanaan konseling serta formulir umpan
balik pasien untuk melakukan layanan konseling. Secara umum layanan konseling untuk pasien
hipertensi sudah bisa dilakukan di UPT Bumi Medika Ganesha ITB.