digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sharlene
PUBLIC yana mulyana

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah. Binahong dan ciplukan secara tunggal pada penelitian terdahulu telah menunjukkan aktivitas antidiabetes. Tujuan penelitian ini adalah menentukan aktivitas antidiabetes kombinasi ekstrak binahong dan ciplukan dibandingkan dengan dosis tunggalnya. Kedua tanaman diekstraksi dengan cara refluks. Pengujian dilakukan dengan metode uji toleransi glukosa pada tikus Wistar, uji antidiabetes pada mencit ddY yang diinduksi dengan aloksan, dan histologi. Untuk uji toleransi glukosa, tikus dibagi ke dalam 6 kelompok yaitu kelompok kontrol, ekstrak binahong 100 mg/kg bb, ekstrak ciplukan 10 mg/kg bb, kombinasi ekstrak binahong dan ciplukan menggunakan dosis masing-masing 100 mg/kg bb dan 10 mg/kg bb dan dosis 50 mg/kg bb dan 5 mg/kg bb, serta glibenklamid. Pengukuran kadar glukosa dilakukan di awal serta 30, 60, 90, 120, dan 150 menit setelah pemberian dekstrosa. Untuk uji antidiabetes dengan induksi aloksan, mencit dibagi seperti pada uji toleransi glukosa ditambah satu kelompok normal. Mencit diinduksi dengan aloksan monohidrat lalu diberikan bahan uji satu kali sehari selama 21 hari. Pada hari ke-21, mencit dikorbankan dan dilakukan histologi untuk pankreas. Pada uji toleransi glukosa, kelompok kombinasi ekstrak binahong dan ciplukan dengan setengah dosis tunggalnya masing-masing memberikan persen penurunan kadar glukosa terbesar. Pada uji antidiabetes dengan induksi aloksan, kelompok kombinasi ekstrak binahong dan ciplukan dengan dosis tunggalnya masingmasing memberikan persen penurunan kadar glukosa terbesar. Hasil histologi menunjukkan ekstrak dapat meningkatkan proses regenerasi sel beta pankreas. Dari metode yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kombinasi ekstrak binahong dan ciplukan memiliki aktivitas antidiabetes yang lebih baik dari dosis tunggalnya.