Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa
dalam darah. Binahong dan ciplukan secara tunggal pada penelitian terdahulu telah menunjukkan
aktivitas antidiabetes. Tujuan penelitian ini adalah menentukan aktivitas antidiabetes kombinasi
ekstrak binahong dan ciplukan dibandingkan dengan dosis tunggalnya. Kedua tanaman diekstraksi
dengan cara refluks. Pengujian dilakukan dengan metode uji toleransi glukosa pada tikus Wistar,
uji antidiabetes pada mencit ddY yang diinduksi dengan aloksan, dan histologi. Untuk uji toleransi
glukosa, tikus dibagi ke dalam 6 kelompok yaitu kelompok kontrol, ekstrak binahong 100 mg/kg
bb, ekstrak ciplukan 10 mg/kg bb, kombinasi ekstrak binahong dan ciplukan menggunakan dosis
masing-masing 100 mg/kg bb dan 10 mg/kg bb dan dosis 50 mg/kg bb dan 5 mg/kg bb, serta
glibenklamid. Pengukuran kadar glukosa dilakukan di awal serta 30, 60, 90, 120, dan 150 menit
setelah pemberian dekstrosa. Untuk uji antidiabetes dengan induksi aloksan, mencit dibagi seperti
pada uji toleransi glukosa ditambah satu kelompok normal. Mencit diinduksi dengan aloksan
monohidrat lalu diberikan bahan uji satu kali sehari selama 21 hari. Pada hari ke-21, mencit
dikorbankan dan dilakukan histologi untuk pankreas. Pada uji toleransi glukosa, kelompok
kombinasi ekstrak binahong dan ciplukan dengan setengah dosis tunggalnya masing-masing
memberikan persen penurunan kadar glukosa terbesar. Pada uji antidiabetes dengan induksi
aloksan, kelompok kombinasi ekstrak binahong dan ciplukan dengan dosis tunggalnya masingmasing memberikan persen penurunan kadar glukosa terbesar. Hasil histologi menunjukkan
ekstrak dapat meningkatkan proses regenerasi sel beta pankreas. Dari metode yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kombinasi ekstrak binahong dan ciplukan memiliki aktivitas
antidiabetes yang lebih baik dari dosis tunggalnya.