Sistem struktur reciprocal maupun tensegrity adalah suatu sistem struktur yang
telah lama berkembang dan telah banyak diaplikasikan dalam rancangan arsitektur.
Sementara itu, beberapa peneliti menduga bahwa di antara kedua sistem terdapat
potensi penggabungan. Maka dari itu, beberapa eksperimen telah dilakukan guna
menjawab dugaan tersebut. Sebuah struktur kubah geodesik bambu yang dengan
sistem yang disebut reciprocal-tension telah beberapa kali berhasil didirikan,
namun berjalan tanpa adanya proses analisis yang mendalam sehingga beberapa
kesalahan dalam proses konstuksi pun terjadi. Metode simulasi digital dengan
memanfaatkan platform pemodelan parametrik telah hadir di tengah
berkembangnya metode komputasi kontemporer. Hal ini dapat menjadi potensi
dalam menjawab permasalahan yang ada, terutama terkait konsekuensi perilaku
struktur dari kubah reciprocal-tension yang dikembangkan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengungkap perilaku struktur dari kubah reciprocal-tension yang
sedang diteliti tersebut. Tiga aspek rancangan, yakni diameter batang, bentang
kubah, dan geometri menjadi parameter yang diujikan dalam penelitian ini.
Metode yang digunakan adalah eksperimen lapangan dan simulasi digital.
Eksperimen lapangan dilakukan untuk mengkalibrasikan data simulasi dengan
kenyataan, sementara simulasi digital dilakukan untuk melakukan studi dengan
perubahan-perubahan parameter tersebut. Hasil penelitian mengungkap temuan
utama bahwa (1) dalam skala modul, sistem reciprocal-tension memiliki gaya
struktur yang berbeda dengan reciprocal maupun tensegrity dengan gaya tarik
kabel lebih efisien dibanding tensegrity, namun dengan beban bending lebih tinggi
dibanding reciprocal, dan (2) kubah geodesik bambu rection memiliki area dengan
bending batang dan gaya tarik kabel tertinggi di ketinggian tengah kubah dan
deformasi bentuk tertinggi di area puncak kubah. Selain itu, didapat pula beberapa
temuan melalui studi parametrik, yakni (1) peningkatan frekuensi kubah dengan
diameter batang yang sama memiliki konsekuensi pada peningkatan kualitas
kekakuan, kualitas deformasi, kualitas defleksi batang, kualitas beban tarik kabel,
dan kualitas beban total, namun diikuti dengan peningkatan kompleksitas proses
konstruksi, (2) peningkatan ketebalan batang dengan geometri kubah yang sama
memberikan konsekuensi peningkatan pada kualitas kekakuan, kualitas deformasi,
kualitas defleksi batang, namun diikuti pula dengan peningkatan beban total dan
beban tarik kabel, dan (3) peningkatan bentang dengan jenis geometri kubah yang
ii
sama memberikan konsekuensi pada penurunan kualitas beban total, kualitas
defleksi batang, kualitas beban tarik kabel, kualitas deformasi, dan kualitas
kekakuan, namun dengan potensi kecepatan konstruksi yang tetap sama. Sebagai
tambahan, hasil investigasi pembebanan membran menunjukkan adanya potensi
pengembangan rection dengan tambahan material membran sebagai pelingkup.