Pariwisata merupakan bidang yang multidimensi dan multidisiplin. Banyak ilmu lain
yang saling mendukung dan saling melengkapi dalam proses pengembangan
pariwisata, salah satunya adalah bidang pemasaran. Pada dasarnya pemasaran
pariwisata adalah usaha yang dilakukan untuk menarik wisatawan lebih banyak datang,
lebih lama tinggal dan lebih banyak membelanjakan uangnya di suatu tujuan wisata.
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda sebagai salah satu aset pariwisata di Kota Bandung,
dewasa ini diduga belum terkelola secara optimal. Perkembangan kawasan ini
cenderung dibiarkan berjalan apa adanya. Bukan berarti pengelolaan Tahura ini tidak
mempunyai perencanaan, tetapi implementasi dari perencanaan yang sudah ada
tampaknya belum dilaksanaan secara optimal.
Tujuan dari penelitian ini adalah formulasi strategi pemasaran yang dapat diterapkan
di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Sasaran dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui karakteristik penunjung, mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam
pengelolaan beserta alternatif solusi yang ditawarkan dan formulasi strategi pemasaran
dalam pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, Threat) digunakan untuk memetakan kekuatan dan kelemahan
dari sisi internal dan eksternal kawasan serta merumuskan alternatif solusi dari kendala
pengelolaan, penerapan marketing mix 7P (Product, Price, Place, Promotion, Physical
Evidence, People, Process) digunakan untuk memformuliasikan strategi pemasaran
kawasan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui penyebaran
kuesioner, observasi lapangan, wawancara dan studi dokumen.
Hasil temuan studi menyatakan bahwa Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda memiliki 2
jenis daya tarik wisata yang terdiri dari daya tarik wisata alam dalam bentuk Curug
Dago, Curug Maribaya dan Hutan Pinus, Serta daya tarik wisata sejarah dalam bentuk
Goa Jepang, Goa Belanda, Museum Djuanda, Patung Ir. H. Djuanda dan Prasasti Raja
Thailand.
Karakteristik profil wisatawan / konsumen yang berkunjung ke Kawasan Taman Hutan
Raya Ir. H. Djuanda didominasi oleh wisatawan nusantara dengan presentase 100%.
Berasal dari daerah Bandung, Cimahi, Lembang, Garut, Bekasi, Jakarta, Tangerang,
3
Bali dan Medan. Didominasi oleh wisatawan laki – laki dengan rentang usia antara 12
– 30 tahun. Pendidikan wisatawan yang datang didominasi SD – SMP – SMA –
Universitas. Rata – rata penghasilan wisatawan <1 juta per bulan. Karakteristik
perjalanan wisatawan dominan adalah rombongan, menggunakan moda transportasi
sepeda motor dan mobil pribadi, berkunjung pada pagi hari di akhir pekan, dengan
mayoritas wisatawan menghabiskan 30 menit – 1 jam untuk mencapai kawasan Taman
Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Sebagian besar wisatawan berasumsi bahwa kawasan
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda merupakan kawasan wisata yang memiliki daya
tarik wisata alam dan wisata sejarah, mayoritas wisatawan mendapat informasi wisata
dari rekan / keluarga (word of mouth) dan juga media sosial. Mayoritas wisatawan baru
pertama kali berkunjung dengan durasi berwisata 1 – 3 jam. Dari keseluruhan
responden terdapat 7 wisatawan memilih untuk menginap di rumah kerabat / saudara
dan 3 wisatawan memilih untuk menginap di hotel, sisanya memilih untuk kembali ke
daerah asal. Karakteristik motivasi wisatawan yang datang adalah untuk rekreasi di
kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda dengan aktivitas utama adalah berjalan -
jalan. Biaya yang dikeluarkan sebagian besar wisatawan menghabiskan < Rp. 50.000.
Setelah melakukan formulasi strategi pemasaran berdasarkan hasil analisis SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity, Threat), terdapat 8 saran yang direkomendasikan,
yaitu penataan kawasan, penambahan fasilitas penunjang, perbaikan aksesibilitas,
standardisasi harga tiket, integrasi sarana transportasi umum, promosi digital,
pemberdayaan SDM dan realisasi perencanaan paket wisata.