Dengan adanya dua moda yang melayani koridor Surabaya – Pulau Madura terjadi
persaingan antar moda yang berdampak negatif pada moda RO-RO. Pasca adanya tol
jembatan Suramadu terjadi peningkatan perpindahan pengguna jasa RO-RO ke moda tol,
sehingga produktivitas moda RO-RO terus menurun Oleh karena itu perlu diteliti kondisi
eksisting moda penyeberangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi para pengguna jasa
transportasi dalam memilih moda pada rute Surabaya – Pulau Madura.
Penelitian ini mencoba melihat produktivitas moda ferry dan mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi probabilitas pengguna jasa transportasi pada rute Surabaya – Pulau
Madura dalam memilih moda transportasi dengan cara membandingkan struktur biaya
antara tol dan RO-RO, serta dengan memodelkan probabilitas perpindahan moda
menggunakan metode Stated Preferences. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah biaya dan waktu tempuh.
Adapun model probabilitas penggunaan moda RO-RO untuk kendaraan penumpang
adalah P = 1/1 + exp [?0,670(C???? ? C???? + 0,00003)], untuk kendaraan barang golongan
II dan III (tol) atau golongan IV, V dan VI (ferry) adalah P = 1 / 1 + exp [?0,021(C???? ?
C???? + 0,00001)] dan untuk kendaraan barang golongan IV dan V (tol) atau golongan VII
(ferry) adalah P = 1 / 1 + exp [?0,616(C???? ? C???? + 0,00001)]. Dari hasil kajian ini dapat
disimpulkan bahwa potensi probabilitas perpindahan dari moda tol ke moda RO-RO
mencapai persentase rata-rata sebesar 28,8%, dimana untuk faktor muat pada aspek
keberlangsungan moda penyeberangan sebesar 65% sehingga dapat disimpulkan bahwa
moda ferry RO-RO tidak dapat menjaga keberlangsungan usaha angkutan
penyeberangan.