digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Diabetes Melitus (DM) yang tidak diatasi dapat menimbulkan berbagai komplikasi baik akut maupun kronis. Penggunaan antidiabetes golongan biguanida dan sulfonilurea banyak digunakan dalam bentuk tunggal atau kombinasi. Di Puskesmas Garuda, obat yang paling banyak digunakan adalah metformin, glibenklamid dan glimepirid. Dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengamati efektivitas terapi DM dan akan dibuat perencanaan konseling. Penelitian ini merupakan studi observasional cross sectional retrospektif dan konkuren selama bulan November 2015 ?April 2017. Subjek penelitian adalah peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Data diperoleh berdasarkan rekam medik dan penyebaran kuesioner kepada pasien. Data dianalisis berdasarkan pencapaian sasaran terapi pada setiap pasien dan rata-rata penurunan glukosa darah puasa (GDP) dan glukosa darah 2 jam post prandial (GDPP) dari antidiabetes yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan antidiabetes dalam bentuk tunggal atau kombinasi efektif menurunkan kadar GDP (89,19%) dan GDPP (42,43%) pada pengukuran pertama setelah pemberian obat. Kombinasi obat metformin-glimepirid menurunkan kadar GDP rata-rata sebesar 28,97 mg/dL dan kombinasi metformin-glibenklamid menurunkan kadar GDPP rata-rata sebesar 59,62 mg/dL. Sebanyak 62,5% pasien tidak mencapai sasaran GDP dan GDPP. Diamati pula faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas terapi, yaitu ketidakpatuhan mengonsumsi obat antidiabetes. Kebutuhan konseling dianalisis berdasarkan kuesioner kepada pasien dan wawancara kepada apoteker. Hasil penelitian menunjukkan perlu dilaksanakan konseling dengan prioritas pasien dan informasi yang akan diberikan. Rancangan materi konseling meliputi materi penyakit, pengaturan gaya hidup, aktivitas fisik, merokok, konseling obat, penanganan hipoglikemia dan strategi untuk meningkatkan kepatuhan.