digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan masalah kesehatan dunia dan penyebab kematian keempat yang terbanyak di dunia. Manajemen penyakit ini cukup rumit, karena membutuhkan proses manajemen diri pasien yang memerlukan pentbahan perilaku yang tidak mudah seperti berhenti merokok, penggunaan yang tepat dari obat inhalasi serta kepatuhan yang optimal terhadap pengobatan. Peranan konseling apoteker dalam meningkatkan manajemen terapi pasien PPOK masih belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan menganalisis peranan konseling oleh apoteker terhadap pengetahuan, kepatuhan dan teknik penggunaan obat inhaler serta kualitas hidup pasien PPOk raWat jalan di poli asma/PPOK RSUP Persahabatan. Metode : Subyek 4ibagi menjadi kelompok konseling dan kelompok kontrol berdasarkan minggu kunjungan diperoleh total 63 subyek yang terdiri dari 32 subyek untuk kelompok konseling dan 31 subyek untuk kelompok kontrol. Kelompok konseling menerima konseling dari apoteker tentang masalah obaf (± 15 menit), infomasi cara penggunaan obat inhalasi yang tepat secara verbal dan melihat video peragaan serta brosur tentang PPOK dan farmakoterapinya. Gambaran pengetahuan dinilai dengan 10 pertanyaan, kepatuhan dinilai menggunakan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale 8 (MMAS-8), teknik penggunaan obat inhaler dinilai berdasarkan 13 item check list dan kualitas hidup dinilai berdasarkan kuesioner SGRQ. Data diambil pada saat pre test dan post test yang dilakukan pada kunjungan subyek bulan berikutnya kemudian dianalisis menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling mampu meningkatkan pengetahuan subyek {(terjadi peningkatan ratarata skor pengetahuan yang signifikan (p<0,05) pada kelompok konseling (76,56 menjadi 87,50) dibandingkan kelompok kontroi (8032 menjadi 85,81 meningkatkan kepatuhan {(terjadi peningkatan skor rata-rata MB/IAS-8 yang signifikan (p<0,05) pada kelompok konseling (6,38 menjadi 6,75) dibandingkan kelompok kontrol (6,42 menjadi 6,68)}; meningkatkan secara signifikan (p<0,05) rata-rata jumlah langkah yang tepat untuk teknik penggunaan obat inhaler pada kelompok konseling (10,31±2,46 menjadi 12,5±0,88) dibandingkan kelompok kontrol (10,26±1,93 menjadi namun tidak mampu memberikan pengaruh pada peningkatan kualitas hidup {tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0,05) pada skor SGRQ}.