Merokok merupakan salah satu masalah utama bagi kesehatan masyarakat di Indonesia, namun
dukungan pemerintah dari sisi kesehatan untuk menghen'kan kebiasaan merokok belum
signifikan. Farmasis memiliki peran dalam membantu masyarakat berhen' merokok, yaitu melalui
farmakoterapi dan konseling. Pada peneli'an ini, dilakukan studi secara prospek'f kepada perokok
ak'f dari kalangan mahasiswa dengan tujuan menentukan pengaruh konseling oleh mahasiswa
farmasi terhadap status merokok, penurunan ketergantungan niko'n (berdasarkan skor
Fagerström Test for Nico1ne Dependence (FTND)), dan perbaikan kualitas hidup (berdasarkan skor
Smoking Cessa1on Quality of Life (SCQOL)). Sebelum konseling, dilakukan pela'han terhadap
mahasiswa farmasi yang menjadi konselor berdasarkan program Rx for Change. Hasil evaluasi
pela'han menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan konseling dan kepercayaan diri dalam
memberikan konseling (p<0,01), namun 'dak untuk pandangan terhadap peran farmasis dalam
upaya menghen'kan kebiasaan merokok. Dari 188 responden perokok yang disurvei, terdapat 17
orang yang bersedia dan berpar'sipasi dalam 4 sesi konseling, dengan hasil akhir (prevalensi ''k
30 hari) sebanyak 3 orang (17,65%) berhasil berhen' total, 11 orang (64,70%) mengurangi ?50%
jumlah rokok yang dihisap per hari, dan 3 orang (17,65%) 'dak berhasil mengurangi ?50%. Skor
FTND menunjukkan penurunan ketergantungan niko'n secara signifikan (p<0,01), namun 'dak
untuk skor SCQOL. Konseling sebagai metode untuk mengurangi kebiasaan merokok dinilai efek'f
dan berpotensi untuk diterapkan oleh mahasiswa farmasi dan/atau apoteker. Untuk mengetahui
pengaruh jangka panjang, kemajuan subjek dalam mengurangi merokok perlu dipantau pada
prevalensi ''k yang lebih jauh jarak waktunya dan diverifikasi secara biokimia untuk menghindari
bias.