Menentukan dan mencegah drug related problems (DRP) merupakan bentuk tanggung jawab dari farmasi, termasuk menentukan DRP pada pasien asma. Asma merupakan penyakit inflamasi kronik yang dapat menyerang semua usia. Asma dapat mempengaruhi kualitas hidup serta beban sosial ekonomi. Pengobatan dapat mengkontrol asma, penanganan terapi yang sesuai dapat membuat pasien asma memiliki kualitas dan menikmati hidup yang lebih baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah dan jenis DRP pada pasien asma di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta dan gambaran kualitas hidup pasien asma yang dinilai dengan Mini Asthma Quality of Life Questionnaire (Mini AOLQ). Penelitian ini menggunakan desain cross sectional observasional. Subjek penelitian merupakan pasien asma, laki-laki dan perempuan, usia di atas 15 tahun. Seluruh subjek mengisi kuesioner Mini AQLQ dengan wawancara. Pengambilan data dilakukan secara prospektif selama periode September hingga Desember 2014. DRP yang teridentifkasi dikategorikan berdasarkan klasifikasi Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE). Sebanyak 95 pasien (88,8%) mengalami satu atau lebih kejadian DRP dengan total 146 kejadian. DRP yang ditemukan adalah efek terapi tidak optimal 69,7%, efek samping non alergi 16,7%, indikasi tidak terobati 4,8%, efek toksik 4,8%, terapi tidak diperlukan 3,3% dan biaya terapi lebih mahal dari yang diperlukan 0,7%. Rerata skor kualitas hidup semua pasien berkisar 5,2 semakin rendah skor kualitas hidup menunjukan gangguan fungsional yang semakin besar. Terdapat perbedaan yang bermakna pada jumlah kejadian DRP dengan diagnosis, dimana jumlah DRP lebih banyak pada kelompok pasien asma dengan diagnosis tambahan Rerata skor kualitas hidup pada kelompok pasien asma dengan kejadian DRP lebih rendah dibandingkan kelompok pasien asma yang tanpa kejadian DRP, tetapi perbedaan tersebut tidak signifikan. Terdapat perbedaan bermakna skor kualitas hidup dengan diagnosis (p=0,043), dimana kelompok pasien dengan diagnosis tambahan memiliki rerata skor kualitas hidup yang lebih rendah dengan domain keterbatasan aktifitas memberikan kontribusi yang besar terhadap kualitas hidup pasien asma.