digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Andrian Pratama
PUBLIC yana mulyana

Minyak zaitun mengandung ikatan rangkap yang bisa teroksidasi oleh cahaya, oksigen, dan panas. Ikatan rangkap yang sudah teroksidasi menghasilkan hidroperoksida yang kadarnya bisa ditentukan melalui titrasi iodometri menggunakan Na2S2O3, dengan nilainya disebut bilangan oksidasi atau peroksida. Bilangan peroksida dinyatakan sebagai jumlah miliekivalen tiap kilogram minyak yang teroksidasi pada 5 gram sampel minyak. Reaksi oksidasi pada minyak berlangsung 2 tahap, yaitu tahap pertama yang menghasilkan hidroperoksida, dan berlanjut ke tahap kedua yang menghasilkan gugus karbonil alifatik. Gugus karbonil ini kadarnya bisa diukur dengan FTIR sehingga hubungan besarnya spektra karbonil tersebut dengan bilangan peroksida yang dihitung dengan titrasi, dapat ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah bilangan peroksida minyak zaitun bisa ditentukan secara kuantitatif dengan FTIR menggunakan AUC dari derivat spektrum pada bilangan gelombang 1739 cm-1. Pertama, dilakukan penentuan bilangan peroksida minyak zaitun baku menggunakan titrasi iodometri dengan Na2S2O3, KI, dengan indikator amilum. Selanjutnya dilakukan pengukuran minyak zaitun baku dengan konsentrasi 1 sampai 10 ppm dengan jeda tiap 0,5 ppm dalam pelarut kloroform. Dibuat kurva kalibrasi hasil derivatisasi spektrum minyak zaitun baku pada bilangan gelombang 1739 cm-1, kemudian ditentukan linieritasnya. Metode kemudian divalidasi dengan parameter akurasi, presisi, linieritas, LOD dan LOQ. Persamaan regresi yang diperoleh dan sudah tervalidasi dihubungkan dengan bilangan peroksida yang didapatkan dengan titrasi. Hasil percobaan menunjukkan, bahwa bilangan peroksida minyak zaitun dapat diukur secara kuantitatif dengan FTIR pada 1710-1760 cm-1dengan puncak pada 1739 cm-1.