COVER Vanya Maharani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Vanya Maharani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Vanya Maharani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Vanya Maharani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Vanya Maharani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Vanya Maharani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Vanya Maharani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Vanya Maharani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Tahu merupakan produk pangan yang rentan dengan pertumbuhan mikroba karena kandungan airnya
yang cukup tinggi. Bakteri yang umum tumbuh dalam jumlah banyak pada tahu antara lain Escherichia
coli, Bacillus cereus, atau Staphylococcus aureus. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan
penambahan bahan pengawet. Namun, beberapa produsen menggunakan bahan pengawet yang
berbahaya seperti formalin untuk dapat menyimpan tahu pada waktu yang lama. Bawang tiwai adalah
tumbuhan yang banyak tumbuh di daerah Kalimantan yang dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri.
Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menguji aktivitas dan efektivitas ekstrak bawang tiwai
sebagai pengawet pada tahu. Ekstraksi bawang tiwai dilakukan menggunakan pelarut etanol dengan
metode maserasi sebanyak 3 kali. Ekstrak etanol yang dipekatkan memiliki kadar air 5% dan digunakan
untuk tahap pengujian selanjutnya. Pengujian dilakukan dengan metode CLSI yaitu metode difusi agar
dan metode broth microdilution. Larutan uji dibuat menggunakan pelarut DMSO 5% dan larutan
tetrasiklin HCl sebagai kontrol positif dibuat menggunakan NaCl 0,9%. Pengujian dengan metode difusi
agar dilakukan dengan ekstrak etanol bawang tiwai dengan konsentrasi 10000 µg/mL dan tetrasiklin
HCl 50 µg/mL sebagai pembanding. Pengujian dengan metode broth microdilution dilakukan dengan
ekstrak etanol bawang tiwai dengan konsentrasi awal 40000 µg/mL dan tetrasiklin HCl 2000 µg/mL.
Hasil pengujian menunjukkan adanya aktivitas antibakteri dengan konsentrasi hambat minimum
bakteri sebesar 5000 µg/mL. Selanjutnya dilakukan pengujian efektivitas ekstrak etanol pekat bawang
tiwai sebagai bahan pengawet pada tahu dengan penentuan Angka Lempeng Total pada suhu inkubasi
37, 25, dan 4ºC dibandingkan dengan pembanding berupa kalium sorbat. Hasil pengujian
menunjukkan ekstrak etanol bawang tiwai efektif sebagai bahan pengawet alternatif pada tahu pada
konsentrasi 5000 µg/mL. Jadi, ekstrak bawang tiwai memiliki aktivitas antibakteri dan dapat dijadikan
kandidat pengawet pada tahu.