ABSTRAK Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira DAFTAR Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira 2019 TS PP POPY AFRIYANTI_LAMPIRAN.pdf)u
PUBLIC Yoninur Almira 2019 TS PP POPY AFRIYANTI_JURNAL.pdf?
PUBLIC Yoninur Almira
Pertumbuhan pada kawasan peri urban mempunyai arti yang sangat penting dalam
menyelesaikan masalah perumahan di perkotaan. Meningkatnya jumlah penduduk
perkotaan dan harga lahan yang semakin tinggi, membuat masyarakat
berpenghasilan rendah semakin terdesak untuk memenuhi kebutuhan hunian di
perkotaan. Untuk memudahkan masyarakat berpenghasilan rendah dalam memiliki
hunian, pemerintah telah menyediakan program perumahan bersubsidi yang pada
umumnya berlokasi pada kawasan peri urban. Penyediaan perumahan dengan
harga yang terjangkau pada kawasan peri urban dimungkinkan karena tersedianya
lahan dengan harga yang lebih murah.
Kawasan yang menjadi objek studi dalam penelitian ini berlokasi pada kawasan
peri urban Jabodetabek, yaitu Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan di Kecamatan
Klapanunggal dengan 3 objek studi yaitu Perumahan Green Residence, Perumahan
Kahuripan Mas dan Perumahan Nirwana Bojong. Kecamatan Klapanunggal dipilih
karena memiliki karakteristik kawasan peri urban, memiliki cukup banyak
perumahan bersubsidi dan adanya kemungkinan terjadinya eksklusi sosial karena
berdasarkan data sekunder kawasan ini mempunyai masalah terkait akses jalan dan
jarak terhadap pusat-pusat kegiatan.
Eksklusi sosial merupakan suatu teori yang menjelaskan tentang kerentanan
terutama dalam dimensi ekonomi dan hubungan sosial. Eksklusi sosial dapat dilihat
dari berbagai perspektif dan tingkatan. Di dalam penelitian ini eksklusi sosial dilihat
dari faktor resiko, kondisi dan dampaknya pada tingkat rumah tangga dan kelompok
dari masyarakat yang tinggal di perumahan bersubsidi di kawasan peri urban.
Di dalam konteks penelitian ini, eksklusi sosial didefinisikan sebagai kondisi
dimana rumah tangga dan kelompok mengalami keterbatasan kesempatan untuk
terlibat dalam komunitas lokal dan komunitas yang lebih luas, serta memiliki
keterbatasan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi yang disebabkan oleh
kurangnya kemampuan finansial, kurangnya sarana dan prasarana serta jarak
perumahan yang jauh terhadap pusat-pusat kegiatan, sehingga menimbulkan
ketimpangan dan meningkatkan kerentanan ekonomi dan sosial.
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda penelitian kualitatif
dan kuantitatif dengan strategi triangulasi konkuren. Data yang didapatkan
dianalisa secara deskriptif dengan membandingkan 3 objek studi yang telahii
disebutkan sebelumnya. Dalam penelitian ini, data yang terkumpul ditampilkan
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor resiko, kondisi dan
dampak eksklusi pada tingkatan yang berbeda pada beberapa perumahan bersubsidi
yang menjadi objek studi. Pola umum eksklusi yang diidentifikasi berdasarkan
faktor resiko, kondisi dan dampak eksklusi berada pada tingkatan yang rendah.
Pada beberapa indikator, di perumahan tertentu kondisi eksklusi sosial berada
dalam tingkatan yang tinggi. Sejumlah kecil responden memiliki faktor resiko,
kondisi dan dampak eksklusi yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan
responden yang lainnya
Hasil pengolahan data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemudahan akses
merupakan aspek yang sangat mempengaruhi tingkat eksklusi sosial. Akses yang
sangat buruk dapat meningkatkan kerentanan masyarakat berpenghasilan rendah
dalam dimensi sosial dan ekonomi hal ini sejalan dengan teori yang menjelaskan
bahwa kemampuan individu untuk melakukan mobilitas dapat secara signifikan
mengurangi resiko eksklusi sosial.
Pembangunan perumahan bersubsidi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan dasar yang dapat menghindarkan warga negara dari eksklusi
atas hak perumahan. Namun lebih dari itu, perumahan merupakan faktor konsumsi
yang sangat penting terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang sangat
mempengaruhi aspek ekonomi dan sosial mereka. Pengembangan perumahan
untuk masyarakat berpenghasilan rendah pada kawasan peri urban perlu didukung
dengan kebijakan dan program yang tepat untuk dapat menghindari terjadinya
eksklusi sosial, ketimpangan atau bentuk kerentanan lainnya.