digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira

DAFTAR Popy Afriyanti
PUBLIC Yoninur Almira



Pertumbuhan pada kawasan peri urban mempunyai arti yang sangat penting dalam menyelesaikan masalah perumahan di perkotaan. Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan dan harga lahan yang semakin tinggi, membuat masyarakat berpenghasilan rendah semakin terdesak untuk memenuhi kebutuhan hunian di perkotaan. Untuk memudahkan masyarakat berpenghasilan rendah dalam memiliki hunian, pemerintah telah menyediakan program perumahan bersubsidi yang pada umumnya berlokasi pada kawasan peri urban. Penyediaan perumahan dengan harga yang terjangkau pada kawasan peri urban dimungkinkan karena tersedianya lahan dengan harga yang lebih murah. Kawasan yang menjadi objek studi dalam penelitian ini berlokasi pada kawasan peri urban Jabodetabek, yaitu Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan di Kecamatan Klapanunggal dengan 3 objek studi yaitu Perumahan Green Residence, Perumahan Kahuripan Mas dan Perumahan Nirwana Bojong. Kecamatan Klapanunggal dipilih karena memiliki karakteristik kawasan peri urban, memiliki cukup banyak perumahan bersubsidi dan adanya kemungkinan terjadinya eksklusi sosial karena berdasarkan data sekunder kawasan ini mempunyai masalah terkait akses jalan dan jarak terhadap pusat-pusat kegiatan. Eksklusi sosial merupakan suatu teori yang menjelaskan tentang kerentanan terutama dalam dimensi ekonomi dan hubungan sosial. Eksklusi sosial dapat dilihat dari berbagai perspektif dan tingkatan. Di dalam penelitian ini eksklusi sosial dilihat dari faktor resiko, kondisi dan dampaknya pada tingkat rumah tangga dan kelompok dari masyarakat yang tinggal di perumahan bersubsidi di kawasan peri urban. Di dalam konteks penelitian ini, eksklusi sosial didefinisikan sebagai kondisi dimana rumah tangga dan kelompok mengalami keterbatasan kesempatan untuk terlibat dalam komunitas lokal dan komunitas yang lebih luas, serta memiliki keterbatasan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi yang disebabkan oleh kurangnya kemampuan finansial, kurangnya sarana dan prasarana serta jarak perumahan yang jauh terhadap pusat-pusat kegiatan, sehingga menimbulkan ketimpangan dan meningkatkan kerentanan ekonomi dan sosial. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan strategi triangulasi konkuren. Data yang didapatkan dianalisa secara deskriptif dengan membandingkan 3 objek studi yang telahii disebutkan sebelumnya. Dalam penelitian ini, data yang terkumpul ditampilkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor resiko, kondisi dan dampak eksklusi pada tingkatan yang berbeda pada beberapa perumahan bersubsidi yang menjadi objek studi. Pola umum eksklusi yang diidentifikasi berdasarkan faktor resiko, kondisi dan dampak eksklusi berada pada tingkatan yang rendah. Pada beberapa indikator, di perumahan tertentu kondisi eksklusi sosial berada dalam tingkatan yang tinggi. Sejumlah kecil responden memiliki faktor resiko, kondisi dan dampak eksklusi yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan responden yang lainnya Hasil pengolahan data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemudahan akses merupakan aspek yang sangat mempengaruhi tingkat eksklusi sosial. Akses yang sangat buruk dapat meningkatkan kerentanan masyarakat berpenghasilan rendah dalam dimensi sosial dan ekonomi hal ini sejalan dengan teori yang menjelaskan bahwa kemampuan individu untuk melakukan mobilitas dapat secara signifikan mengurangi resiko eksklusi sosial. Pembangunan perumahan bersubsidi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar yang dapat menghindarkan warga negara dari eksklusi atas hak perumahan. Namun lebih dari itu, perumahan merupakan faktor konsumsi yang sangat penting terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang sangat mempengaruhi aspek ekonomi dan sosial mereka. Pengembangan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah pada kawasan peri urban perlu didukung dengan kebijakan dan program yang tepat untuk dapat menghindari terjadinya eksklusi sosial, ketimpangan atau bentuk kerentanan lainnya.