Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah di bidang kesehatan dan
merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan (morbiditas) dan
kematian (mortalitas), terutama pada negara-negara berkembang seperti
Indonesia. Secara umum pengobatan infeksi banyak dilakukan dengan
terapi antibiotik, namun dalam penggunaannya banyak dijumpai kasus
resistensi sehingga mendorong dilakukan pengembangan dalam
pengobatan alternatif menggunakan bahan alam. Salah satu tanaman yang
diduga memiliki aktivitas sebagai antibakteri adalah jamur merang,
bawang putih, temu putih dan temu mangga. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak dan fraksi terpilih dengan
metode difusi agar cakram kertas, dan broth microdilution. Ekstrak etanol
96% temu mangga menunjukan aktivitas penghambatan paling baik
terhadap beberapa bakteri yang diujikan yaitu S. aureus, dan B. cereus
dengan nilai KHM berturut-turut 1024 ppm, dan 256 ppm. KHM terbaik
terdapat pada fraksi n-heksan temu mangga dengan nilai KHM 64 ppm
terhadap bakteri B. cereus. Berdasarkan hasil kesetaraan bahwa 1 mg
fraksi n-heksan temu mangga setara dengan 0,073 mg antibakteri
pembanding yaitu tetrasiklin terhadap bakteri B. cereus.