digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Septian Hadi Putra
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Septian Hadi Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Septian Hadi Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Septian Hadi Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Septian Hadi Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Septian Hadi Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Septian Hadi Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Salah satu bahaya dari tambang bawah tanah adalah ledakan debu batubara. Terdapat lima komponen utama penyebab terjadinya ledakan debu batubara yaitu oksigen, bahan bakar(debu batubara),sumber panas, dispersi dan pengungkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh energi ignitor terhadap nilai tekanan dan laju perubahan nilai tekanan serta pengaruh energi ignitor terhadap nilai MEC (Minimum Explosibility Concentration) dengan menggunakan USBM 20-L Chamber.Ignitor yang digunakan pada penelitian ini memiliki energi 4.19, 6.28 dan 8.38 kJ. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa semakin tinggi energi ignitor maka nilai tekanan ledak juga akan semakin besar. Namun dengan semakin tingginya konsentrasi, maka nilai tekanan ledak akan menuju pada satu nilai yang sama untuk konsentrasi debu yang sama menggunakan energi ignitor yang berbeda.Pengaruh energi ignitor terhadap laju perubahan tekanan adalah semakin tinggi energi ignitor, maka laju perubahan tekanan akan semakin besar. Untuk nilai MEC yang mendekati nilai PR sama dengan 2 untuk uji dengan energi ignitor 4.19 , 6.28 dan 8.38 kJ berturut-turut adalah 100 g/m3, 100 g/m3 dan 50 g/m3. Dari hasil ini didapatkan hubungan antara energi ignitor terhadap nilai MEC adalah semakin tinggi energi ignitor , maka nilai MEC akan semakin kecil.Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan yaitu penelitian Chawla et al. (1995) , Cashdollar et al. (1992) dan Yuan et al. (2012).Selain itu, penelitian saat ini memiliki nilai MEC yang lebih besar dibandingkan penelitian Chawla et al. (1995) , Cashdollar et al. (1992) dan Yuan et al. (2012) dikarenakan batubara yang digunakan pada penelitian saat ini memiliki nilai kalori yang lebih rendah dibandingkan penelitian pembanding tersebut.