digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan perdagangan global terus meningkat setiap tahunnya, hal ini mampu mempengaruhi penggunaan peti kemas sebagai moda pengiriman barang impor ekspor. Terminal peti kemas sebagai pusat operasi bongkar muat peti kemas belum dapat mengantisipasi peningkatan kebutuhan peti kemas ini sehingga produktivitas terminal menjadi rendah. Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhinya dapat terbagi atas dua bagian yaitu dari sisi operasional dan sisi administrasi. Dari sisi operasional, penjadwalan bongkar muat petikemas yang baik dan efisien sangat dibutuhkan. Penjadwalan operasi bongkar muat peti kemas dianggap penting karena akan sangat berdampak pada produktivitas suatu pelabuhan. Dalam penerapannya penjadwalan operasi bongkar muat peti kemas harus dapat memberikan waktu operasi serta ongkos bongkar muat peti kemas yang paling minimum. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya maka pada penelitian ini dikembangkan suatu model penjadwalan operasi bongkar muat peti kemas yang berbasis pada pengembangan model transportasi. Model yang dikembangkan telah mengintegrasikan masalah penjadwalan internal truck dan yard crane dengan mempertimbangkan time windows. Permasalahan kemudian dimodelkan dalam model mixed integer linear programming (MILP) yang bertujuan untuk meminimasi total ongkors dan waktu operasi bongkar muat peti kemas. Selanjutnya model penjadwalan dipecahkan dengan menggunakan metode meteheuristik dikarenakan waktu komputasi metode analitik yang sangat lama. Dalam metode ini terdapat dua tahapan pembentukan solusi. Pertama adalah dengan menggunakan algoritma sequential insertion (SI) untuk memperoleh solusi layak awal (initial feasible solution). Selanjutnya kualitas solusi awal akan diperbaiki dengan menggunakan algoritma simulated annealing (SA) untk memperoleh solusi penjadwalan yang terbaik. Dalam realisasinya model yang telah dikembangkan diterapkan di PT. IPC Terminal Peti Kemas. Penelitian dilakukan dengan horizon perencanaan untuk satu kapal ekspor impor bermuatan 462 box peti kemas. Hasil komputasi yang dilakukan menunjukkan bahwa algoritma yang dikembangkan berhasil memberikan solusi untuk masalah di sistem nyata. Solusi dari penelitian ini mampu menghasilkan penghematan waktu operasi bongkar muat sebesar 7,54% dari waktu operasi eksisting. Selain itu, total biaya yang dihasilkan sebesar Rp 3.162.167.000,- dengan penghematan sebesar 6,05% dari total biaya eksisting.