digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
PUBLIC Dessy Rondang Monaomi

Penggunaan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) sebagai base station (BS) diharapkan dapat mengatasi masalah cakupan dan memilki fleksibilitas lebih baik dibanding BS terestrial. Keterbatasan sistem terestrial menjadi potensi bagi pengembangan sistem komunikasi UAV berbasis cell-free. Sistem komunikasi cell- free dengan menggunakan UAV digunakan sebagai model sistem yang akan dikembangkan. High Altitude Platform Station (HAPS) digunakan sebagai backhaul yang menghubungkan antar UAV. Pada sistem transmisi antara UAV dan pengguna menggunakan frekuensi sub-6 GHz dan HAPS menggunakan sub-THz untuk menghindari terjadinya interferensi. Fleksibilitas dari UAV menawarkan kemungkinan untuk melakukan optimasi terhadap posisi dan alokasi daya UAV dalam melayani komunikasi setiap pengguna. Metode optimasi metaheuristik seperti Particle Swarm Optimization (PSO), Flower Pollination Algorithm (FPA), dan Simulated Annealing (SA) digunakan sebagai teknik optimasi untuk mencapai laju data yang optimal dan lebih merata antara setiap pengguna. Hasil optimasi yang dilakukan dengan 2 iterasi hingga 12 iterasi dengan PSO menunjukkan peningkatan rata-rata laju data mencapai 10.723 bps/Hz dalam waktu 6.928 detik hingga 11.591 bps/Hz dalam waktu 34.571 detik. FPA mampu mencapai peningkatan laju data rata-rata dari 10.652 bps/Hz hingga 11.387 bps/Hz dengan membutuhkan waktu komputasi dari 4.95 detik hingga 17.35 detik. Sementara SA memiliki optimasi yang paling cepat dalam melakukan proses komputasi dengan waktu 3.8276 detik untuk mencapai rata-rata laju data sebesar 10.306 bps/Hz menjadi 11.172 bps/Hz dalam waktu 11.168 detik. Metode optimasi metaheuristik dibandingkan terhadap metode CVX dengan hasil menunjukkan metode metaheursitik memiliki waktu komputasi yang lebih cepat dan peningkatan laju data yang lebih baik, sedangkan metode CVX menghasilkan laju data yang lebih stabil dan optimal antara pengguna walaupun membutuhkan waktu komputasi yang lebih lama.