Penggunaan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) sebagai base station (BS)
diharapkan dapat mengatasi masalah cakupan dan memilki fleksibilitas lebih baik
dibanding BS terestrial. Keterbatasan sistem terestrial menjadi potensi bagi
pengembangan sistem komunikasi UAV berbasis cell-free. Sistem komunikasi cell-
free dengan menggunakan UAV digunakan sebagai model sistem yang akan
dikembangkan. High Altitude Platform Station (HAPS) digunakan sebagai
backhaul yang menghubungkan antar UAV. Pada sistem transmisi antara UAV dan
pengguna menggunakan frekuensi sub-6 GHz dan HAPS menggunakan sub-THz
untuk menghindari terjadinya interferensi. Fleksibilitas dari UAV menawarkan
kemungkinan untuk melakukan optimasi terhadap posisi dan alokasi daya UAV
dalam melayani komunikasi setiap pengguna. Metode optimasi metaheuristik
seperti Particle Swarm Optimization (PSO), Flower Pollination Algorithm (FPA),
dan Simulated Annealing (SA) digunakan sebagai teknik optimasi untuk mencapai
laju data yang optimal dan lebih merata antara setiap pengguna. Hasil optimasi yang
dilakukan dengan 2 iterasi hingga 12 iterasi dengan PSO menunjukkan peningkatan
rata-rata laju data mencapai 10.723 bps/Hz dalam waktu 6.928 detik hingga 11.591
bps/Hz dalam waktu 34.571 detik. FPA mampu mencapai peningkatan laju data
rata-rata dari 10.652 bps/Hz hingga 11.387 bps/Hz dengan membutuhkan waktu
komputasi dari 4.95 detik hingga 17.35 detik. Sementara SA memiliki optimasi
yang paling cepat dalam melakukan proses komputasi dengan waktu 3.8276 detik
untuk mencapai rata-rata laju data sebesar 10.306 bps/Hz menjadi 11.172 bps/Hz
dalam waktu 11.168 detik. Metode optimasi metaheuristik dibandingkan terhadap
metode CVX dengan hasil menunjukkan metode metaheursitik memiliki waktu
komputasi yang lebih cepat dan peningkatan laju data yang lebih baik, sedangkan
metode CVX menghasilkan laju data yang lebih stabil dan optimal antara pengguna
walaupun membutuhkan waktu komputasi yang lebih lama.