COVER Raisha Pradisti
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Raisha Pradisti
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Raisha Pradisti
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Raisha Pradisti
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Raisha Pradisti
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Raisha Pradisti
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Raisha Pradisti
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Pada tahun 2018, Lombok diguncang gempa besar yang terjadi sebanyak tiga kali,
pada 29 Juli 2018 dengan magnitudo momen (Mw) 6,4, 5 Agustus 2018 dengan
Mw 6,9, dan 19 Agustus 2018 dengan Mw 6,9. Gempa-gempa tersebut diakibatkan
oleh aktivitas Flores back-arc thrust fault atau sesar naik belakang busur Flores dan
diikuti oleh serangkaian gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo yang
umumnya lebih kecil. Sebanyak 18 seismometer dipasang di sekitar Pulau Lombok
untuk merekam gempa-gempa susulan ini dan kemudian rekaman tersebut
dianalisis untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi tektonik dari sesar naik
busur belakang Flores sebagai penyebab Gempa Lombok 2018. Dalam penelitian
ini penulis menganalisis seismisitas di daerah Lombok berdasarkan data gempa
susulan pada periode 9 September 2018 hingga 20 Oktober 2018. Analisis
seismisitas ini terdiri atas identifikasi event gempa secara manual, penentuan
hiposenter awal dengan metode nonlinear grid search dengan pendekatan algoritma
oct-tree importance sampling, relokasi hiposenter dengan metode double
difference, dan penentuan mekanisme fokus dengan inversi momen tensor untuk
beberapa gempa susulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat 339 event
gempa susulan periode September-Oktober 2018 yang berhasil diidentifikasi.
Penentuan hiposenter dengan perangkat lunak NonLinLoc menggunakan tiga
model kecepatan seismik 1-D (AK135, PREM, dan model kecepatan daerah Jawa
Tengah hasil studi Wagner) menghasilkan lokasi hiposenter dari 337 event gempa
susulan. Model kecepatan hasil studi Wagner menghasilkan distribusi hiposenter
yang lebih realistis, dinilai dari letak kedalaman hiposenter dan nilai RMS residual
tiap event. Relokasi hiposenter dilakukan dengan model kecepatan tersebut, dan
didapatkan 252 event terelokasi. Hasil relokasi menunjukkan distribusi hiposenter
yang lebih rapat dan lebih mendefinisi indikasi bidang lemah dari asumsi sesar naik
belakang busur Flores. Solusi inversi momen tensor dari 9 event hasil relokasi
menunjukkan diagram beachball dengan mekanisme pensesaran thrust, thrustoblique, dan strike-slip. Mekanisme pensesaran thrust-oblique hampir sesuai
dengan informasi mekanisme pensesaran dari mainshock gempa Lombok,
sedangkan mekanisme pensesaran strike-slip diindikasikan sebagai implikasi dari
perubahan kondisi stress di area coseismic slip akibat mainshock gempa Lombok