ABSTRAK Dimas Ihsan Rashidi
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
COVER Dimas Ihsan Rashidi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Dimas Ihsan Rashidi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Dimas Ihsan Rashidi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Dimas Ihsan Rashidi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Dimas Ihsan Rashidi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Dimas Ihsan Rashidi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Dimas Ihsan Rashidi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Ocean Health Index+ (OHI+) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi perairan. Terdiri dari 10 sasaran utama, evaluasi OHI+ meliputi aspek-aspek manfaat dari laut yang dapat digunakan oleh manusia dan membahas hubungan aspek sosio-ekologi serta pemanfaatanya dalam aspek berkelanjutan. Sasaran OHI+ yang dibahas dalam penelitian ini adalah Food Provision dengan mengevaluasi perikanan tangkap tahun 2012 hingga 2017 di wilayah Laut Banda. Nilai indeks akhir untuk sasaran ini didapatkan dari skor empat komponen: i.) skor nilai status perikanan pada tahun terkini yang didapat dengan menghitung maximum sustainable yield (MSY); ii.) skor nilai pressure yang ditentukan dari pengaruh perubahan iklim yang dinilai dari suhu permukaan laut (SPL) dan ada/tidaknya polusi nutrien nitrat dan fosfat, serta skor World Governance Index (WGI) negara Indonesia; iii.) skor nilai resilience yang didapat dari bagaimana kebijakan dan kegiatan konservasi yang ditandai dengan keberlangsungan Convention on Biological Diversity (CBD) dan keberadaan Marine Protected Area (MPA); iv.) skor nilai status masa depan jangka pendek yang didapat dari nilai status, pressure, serta resillience. Nilai indeks dihitung dengan merata-ratakan skor status tahun terkini dengan status masa depan jangka pendek, yang kemudian akan dievaluasi berdasarkan nilai titik referensi yang ditentukan.
Nilai tren dari status perikanan Laut Banda pada tahun 2012 hingga 2017 adalah mengalami penurunan. Hasil yang didapat adalah status perikanan Laut Banda pada tahun 2017 adalah 0.75, yang didapat melalui evaluasi tonase tangkapan dan MSY jenis tangkapan di Laut Banda. Nilai ini menyatakan pemanfaatan sumber daya perikanan di Laut Banda secara umum sudah baik, namun masih ada tahun tangkapan yang melebihi MSY. Untuk nilai ecological pressure, parameter yang mempengaruhi Laut Banda adalah peningkatan tren suhu permukaan laut (SPL) sebesar 0.26 ?C sepanjang tahun 2012 hingga 2017, dan nilai ini akan terus naik sesuai dengan skenario IPCC. Untuk nilai WGI Indonesia yang digunakan dalam menentukan nilai social pressure serta resilience, Indonesia mendapatkan skor total 0.45. Dengan menggunakan nilai komponen-komponen yang sudah didapat, nilai status masa depan jangka pendek (5 tahun kedepan) Laut Banda adalah 0.79. Nilai indeks perikanan Laut 0.77, atau 77 dari 100, yaitu perata-rataaan status perikanan terkini (0.75) dan status masa depan jangka pendek (0.79). Nilai ini bermakna bahwa pemanfaatan potensi perikanan Laut Banda melalui aktifitas perikanan tangkap untuk tahun 2012-2022 dapat mengalami peningkatan sesuai dengan nilai yang direferensikan untuk pemanfaatan secara lestari, dengan nilai tangkapan rata-rata tahunan sebesar 560,812.11 ton.
Perpustakaan Digital ITB