digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Azhar Harisandi
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Azhar Harisandi
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Azhar Harisandi
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Azhar Harisandi
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Azhar Harisandi
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Azhar Harisandi
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Azhar Harisandi
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

Produksi pasir atau yang biasa dikenal dengan kepasiran merupakan fenomena yang umum terjadi di reservoir yang memiliki derajat kompaksi rendah karena efek penimbunan yang belum ekstensif. Derajat kompaksi rendah menyebabkan kekuatan batuan reservoir tersebut rendah sehingga butiran pasir pada reservoir silisiklastik ikut terproduksi bersama dengan fluida produksi, namun mekanisme terjadinya kepasiran masih belum diketahui secara jelas akibat banyaknya faktor yang mengontrol peristiwa ini. Jika dilihat dari peristiwa diagenesis batuan silisiklastik, terdapat suatu titik dimana batuan tersebut berperilaku seperti sedimen fase suspensi, yang didefinisikan sebagai fase di atas porositas kritis dan pada fase ini tekanan yang diterima oleh material ditanggung dan didistribusikan secara seragam oleh fase fluidanya. Pemodelan fisika batuan dengan model diagenesis batupasir dibuat untuk menjadi dasar dari sifat elastisitas efektif batuan di lapangan ini. Terlihat bahwa model ini mengakomodasi perubahan tren kompaksi pada porositas yang lebih rendah, dimana mekanisme yang dominan tidak lagi kompaksi mekanik, melainkan kimiawi. Didapakan titik nilai perubahan sifat elastik batuan berada pada titik 36-38% untuk porositas kritis dan 27-30% untuk porositas konsolidasi. Nilai Vp hasil model ini kemudian dijadikan jembatan untuk mengestimasi kekuatan batuan menggunakan persamaan empiris dengan kontrol data uji parameter mekanik batuan di laboratorium. Dari data uji kekuatan batuan diperoleh hubungan penurunan kekuatan batuan dengan kenaikan nilai Poisson’s ratio yang pada peristiwa ini dianggap menyerupai peristiwa likuifaksi pada saat pertama terjadi kepasiran dimana batuan mengalami pelepasan butiran butiran dan terjadi suatu titik dimana sebagian dari batuan reservoir berada dalam fase sedimen tersuspensi seperti pada titik porositas kritis. Titik porositas kritis ini dianggap sebagai titik pertama kepasiran terjadi, dan jika kekuatan batuan pada saat titik porositas kritis dapat diestimasi, tekanan maksimum yang dapat diberikan pada batuan tersebut akan dapat diestimasi juga.