ABSTRAK Alya Sasqia Nasution
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
COVER Alya Sasqia Nasution
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Alya Sasqia Nasution
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Alya Sasqia Nasution
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Alya Sasqia Nasution
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Alya Sasqia Nasution
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Alya Sasqia Nasution
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Alya Sasqia Nasution
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Rumah sakit merupakan salah satu tempat dengan konsentrasi bakteri yang tinggi
yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Bakteri di rumah sakit dapat
menyebar di udara dan bertahan dalam jangka waktu tertentu. Berbagai penelitian
menemukan peningkatan jumlah bakteri resisten terhadap antibiotik karena
tingginya paparan antibiotik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah dan
jenis bakteri yang terdapat di udara luar rumah sakit serta profil resistensinya
terhadap antibiotik tertentu. Sampel bioaerosol diambil dari tiga ketinggian berbeda
(0, 23, dan 96 m) pada pagi (07.00-11.00 WIB) dan malam hari (19.00-23.00 WIB)
selama 4 jam menggunakan membran filter dengan pori 0,45 mikron. Isolasi dan
enumerasi bakteri dilakukan dengan menginokulasikan sampel dalam larutan PBS
ke media lempeng Nutrient Agar (NA), Trypticase Soy Agar (TSA), dan Luria
Bertani Agar (LB) dengan metode sebar yang diinkubasi pada 37oC selama 24 jam.
Pemurnian bakteri menghasilkan 13 koloni terpilih yang kemudian dilakukan
isolasi DNA untuk identifikasi molekuler menggunakan marka 16S rRNA. Uji
resistensi antibiotik dilakukan terhadap 6 isolat pada konsentrasi hambat minimum
(MIC). Antibiotik yang digunakan adalah ampisilin, amoksisilin, ciprofloksasin,
dan kloramfenikol. Konsentrasi endotoksin diukur menggunakan PierceTM LAL
Chromogenic Endotoxin Quantitation Kit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kelimpahan bakteri pada titik 1,5 m di pagi hari di media NA adalah 6,3x103
koloni/m3, media LB adalah 1,13x104 koloni/m3, dan media TSA adalah 1,053x104
koloni/m3, titik 1,5 m di malam hari di media TSA adalah 2,25x102 CFU/m3, dan
titik 24,5 m di malam hari pada media TSA adalah 2,415x103 CFU/m3. Didapatkan
52 jenis koloni dan 13 koloni dominan dilanjutkan untuk identifikasi menggunakan
16S rRNA. Hasil analisis molekuler mendapatkan 12 isolat diduga berasal dari
genius Bacillus dan satu isolat berasa dari genus Staphylococcus. Uji potensi
resistensi antibiotik menunjukkan bahwa 5 isolat yang diduga berasal dari genus
Bacillus resisten terhadap ampisilin dan amoksisilin dan satu isolat diduga berasal
dari genus Staphylococcus resisten terhadap kloramfenikol dan ciprofloksasin pada
konsentrasi hambat minimum. Konsentrasi endotoksin pada titik 1,5 m di pagi hari
adalah 0,27 EU/m3 dan di malam hari adalah 0,44 EU/m3, titik 24,5 m di pagi hari
adalah 0,35 EU/m3 dan di malam hari adalah 0,56 EU/m3, dan titik 93,5 m di pagi
hari adalah 0,4 EU/m3 dan di malam hari adalah 0,95 EU/m3. Jumlah bakteri di
udara pada lingkungan rumah sakit X berada dalam batas aman dan didominasi oleh
genus Bacillus. Kadar endotoksin di udara pada lingkungan rumah sakit X jauh
berada di bawah ambang batas. Namun ditemukan isolat bakteri yang resisten
terhadap antibiotik yang sering digunakan di rumah sakit. Isolat tersebut resisten
terhadap lebih dari satu antibiotik sehingga digolongkan sebagai multidrug
resistance bacteria. Walaupun jumlah bakteri dan konsentrasi endotoksin berada
dalam batas aman, namun ditemukannya bakteri yang resisten terhadap antibiotik
sehingga dapat meningkatkan potensi bahaya.