digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peningkatan daya saing merupakan salah satu isu utama pembangunan di Indonesia. Berdasarkan IMD World Competitiveness Yearbook (WCY) 2019, Indonesia masih menempati urutan 32 dari 63 negara yang berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Hal ini menunjukkan perlunya strategi khusus dari Pemerintah untuk meningkatkan daya saing. Salah satu strategi utama untuk peningkatan daya saing tersebut adalah melalui pengembangan Sistem Innovasi Daerah (SIDa). Kawasan science and techno park yang merupakan salah satu program prioritas dalam 9 Agenda Prioritas Perubahan (Nawa Cita) merupakan indikator kunci bagi tumbuh berkembangnya model Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Program ini merupakan salah satu solusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui peningkatan daya saing daerah yang berbasis potensi lokal. Salah satu bidang yang dijadikan sebagai fokus pengembangan science and techno park di Indonesia adalah industri digital kreatif. Cimahi Techno Park merupakan satu-satunya science and techno park dengan fokus bidang industri digital kreatif yang pengembangannya tercantum dalam RPJMN 2015-2019. Sejak mulai diinisiasi pada tahun 2015, evaluasi terhadap kinerja Cimahi Techno Park belum dilakukan sehingga pengaruh keberadaan Cimahi Techno Park belum dapat teridentifikasi. Dalam pelaksanaan evaluasi, belum terdapat Peraturan Menteri yang dapat dijadikan sebagai pedoman berisi indikator pertumbuhan dan perkembangan kinerja. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menggambarkan indikator tersebut adalah Key Performance Indicator (KPI). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah tersusunnya kerangka evaluasi Cimahi Techno Park dengan menggunakan Key Performance Indicator (KPI). Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian adalah (1) analisis konten untuk menentukan kriteria dan indikator evaluasi science and techno park secara umum; (2) analisis deskriptif untuk menentukan kriteria dan indikator evaluasi pengembangan Cimahi Techno Park serta penentuan tolok ukur dan ketersediaanii data yang dibutuhkan; dan (3) analytic hierarchy process untuk menentukan Key Performance Indicator (KPI). Berdasarkan hasil analisis, kerangka evaluasi Cimahi Techno Park terdiri dari tahap perencanaan dan pelaksanaan. Dalam penelitian ini, tahapan kerangka evaluasi Cimahi Techno Park yang telah dilakukan merupakan tahap perencanaan yang mencakup : (1) kriteria dan indikator evaluasi; (2) bobot kriteria dan indikator, (3) tolok ukur dan skoring; (4) ketersediaan data dan metode pengumpulan data; serta (5) tahapan evaluasi. Hasil analisis menggunakan analytic hierarchy process (AHP) menunjukkan bahwa kriteria pengelolaan memiliki bobot tertinggi (0,525) dengan layanan, manajemen dan SDM pengelola sebagai indikator utama. Selanjutnya nilai bobot ini dijadikan dasar untuk menilai kinerja Cimahi Techno Park dengan mempertimbangkan nilai skoring tolok ukur. Nilai skor yang diperoleh berdasarkan tolok ukur menggambarkan kinerja eksisting Cimahi Techno Park saat ini sehingga kekuatan dan kelemahan dari kinerja Cimahi Techno Park dapat teridentifikasi. Nilai ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan penentuan rencana strategis instansi terkait dengan penentuan prioritas kegiatan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan bobot indikator dan kriteria yang dimiliki. Selanjutnya dirumuskan rekomendasi penerapan kerangka evaluasi Cimahi Techno Park ini pada kawasan science and techno park lain di Indonesia.