digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Shelby Asri
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2017 terdapat 2,4 juta penduduk Indonesia yang menderita penyakit Hepatitis C kronik. Prevalensi Hepatitis C yang cukup tinggi tersebut memunculkan urgensi untuk mengembangkan vaksin dan tes diagnostik untuk penyakit ini. Dalam pegembangan kedua metode tersebut dibutuhkan epitop yang lestari dari semua genotipe Virus Hepatitis C (HCV), khususnya dari HCV yang menginfeksi pasien Indonesia. Walau penelitian mengenai epitop HCV telah banyak dilakukan, namun sampai saat ini belum dikembangkan penelitian yang menghubungkan epitop tersebut dengan data HLA dari masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memprediksi epitop HCV secara in silico dan kemudian antigenisitasnya dikonfirmasi menggunakan sistem diagnostik molekuler. Penentuan kandidat epitop dilakukan menggunakan pendekatan reverse vaccinology. Dalam pendekatan ini dilakukan studi in silico yang meliputi pencarian sekuens protein HCV, analisis daerah lestari dan analisis nilai entropi, analisis reseptor HLA I dan HLA II pada populasi masyarakat Indonesia, analisis kemiripan menggunakan BLASTp (https://blast.ncbi.nlm.nih.gov), dan menggunakan database IEDB Analysis Resource untuk melihat kebaruan dari kandidat epitop serta pemetaan terhadap epitope sel B. Selanjutnya, peptida yang didapat kemudian dilapiskan pada 96 well microplate dan dilakukan pengujian antigenisitas epitop menggunakan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Sebagai kontrol pada tahapan pelapisan digunakan IgY ayam yang sudah dikarakterisasi sebelumnya dengan menggunakan metode SDS-PAGE dan metode Bradford. Sebagai kontrol positif epitop HCV digunakan epitop dari kit ELISA komersial. Sebanyak empat belas kandidat epitop berhasil diprediksi pada uji in silico. Dua dari empat belas kandidat epitop tersebut dipilih dan disintesis. Hasil uji ELISA terhadap kontrol epitop dan kontrol pelapisan menunjukkan hasil yang positif, akan tetapi kedua epitop terpilih masih menunjukkan hasil yang negatif. Hal tersebut mengindikasikan tidak terbentuknya ikatan antara antibodi yang digunakan dengan kedua epitop terpilih. Dalam penelitian ini telah berhasil dirancang dua epitop HCV, namun perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk mengkonfirmasi antigenisitas dari kedua epitop tersebut.