Kapsul lunak merupakan bentuk sediaan oral berupa enkapsulasi massa isi dalam bentuk cairan, suspensi
maupun semisolid oleh massa cangkang lunak membentuk satu unit sediaan. Kapsul lunak memberikan
manfaat dari segi penerimaan pasien karena lebih menarik secara estetik dan lebih mudah ditelan
sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan kepatuhan pemakaian. Keuntungan kapsul lunak tersebut
memungkinkan bentuk sediaan kapsul lunak dipilih dalam penghantaran obat herbal yaitu untuk sediaan
ekstrak jahe merah. Penggunaan bahan non-gelatin dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan gelatin
yang bersumber dari hewan terkait isu halal atau batasan penerimaan kelompok vegetarian.
Cangkang kapsul lunak yang dirujuk untuk pengembangan adalah gelatin 45% dengan gliserin dan sorbitol
liquid sebagai bahan pemplastis. Massa memiliki temperatur pelelehan pada 60 - 70°C, viskositas pada
suhu 40°C adalah 50.800 cps. Sifat mekanik film dengan ketebalan 0,75 mm meliputi stress 13,07 ± 0,00
Mpa, strain 266,68 ± 13,392% dan modulus young 4,91 ± 0,248 Mpa. Film gelatin bersifat elastis dan
memiliki viskositas yang relatif rendah.
Penelitian difokuskan pada kombinasi ?-karaginan dengan konjac glukomannan karena elastisitas film
lebih baik dibandingkan film ?-karaginan tunggal atau kombinasi ?-karaginan dengan pati jagung.
Kombinasi ?-karaginan dengan konjac glukomannan 4:1 dengan counter ion natrium karbonat dan
pemplastis gliserin-sorbitol cukup prospektif tetapi masih memiliki temperatur pelelehan dan viskositas
yang relatif tinggi. Berdasarkan analisis thermal menggunakan DSC, penambahan natrium karbonat
sejumlah 0,002% menurunkan temperatur transisi gelas dari 39,6°C menjadi 37,0°C dan memiliki pola
puncak eksotermik yang hampir sama dengan film tanpa natrium karbonat. Penggunaan counter ion
konsentrasi tinggi (0,10%) menyebabkan proses kristalisasi meningkat secara drastis dan meningkatkan
temperatur transisi gelas sehingga elastisitas film menurun. Formula yang prospektif untuk dievaluasi
lebih lanjut adalah formula film dengan konsentrasi natrium karbonat sebagai counter ion sejumlah
0,002%.
Desain eksperimen 2 full factorial design digunakan untuk meneliti pengaruh 3 parameter bahan yang
digunakan dalam formulasi cangkang kapsul lunak berbasis kombinasi ?-karaginan-konjac glukomannan.
Faktor dalam formula yang dievaluasi adalah konsentrasi counter ion (natrium karbonat, 0,002% - 0,05%),
konsentrasi bahan pemplastis golongan poliol (kombinasi gliserin-sorbitol liquid 10% - 25%) dan
perbandingan ?-karaginan-konjac glucomannan (4,5:0,5 –4:1). Respon yang dievaluasi meliputi viskositas
massa, waktu hancur film, dan elastisitas film. Faktor yang terutama mempengaruhi viskostas massa
adalah konsentrasi poliol dan interaksi antara konsentrasi counter ion dan perbandingan polimer. Waktu
hancur film terutama dipengaruhi oleh faktor interaksi antara konsentrasi poliol dengan perbandingan
polimer. Elastisitas film terutama dipengaruhi oleh konsentrasi poliol dan konsentrasi counter ion. Pada
rentang rasio polimer yang diterapkan, poliol memiliki efek yang lebih besar dibandingkan dengan
konsentrasi counter ion. Hal ini dimungkinkan karena rentang konsentrasi poliol lebih tinggi dibandingkan
dengan rentang konsentrasi counter ion dan diperkirakan ikatan antara ion Na
+
dan SO3
2-
dari ?-karaginan
tidak terlalu kuat. Pada rentang rasio polimer yang digunakan, elastisitas film tertinggi diperoleh pada
konsentrasi poliol rendah dengan konsentrasi counter ion tinggi tetapi akan menyebabkan waktu hancur
meningkat. Formula optimum diperoleh pada rasio ?-karaginan dengan konjac glucomannan 4:1,
konsentrasi natirum karbonat 0,002%, gliserin 12%, sorbitol cair 7,5%.
Ekstrak jahe merah merupakan ekstrak oleoresin dari simplisia rhizoma Zingiber officinale Rosc var
rubrum berupa cairan kental berwarna coklat yang tidak bercampur dengan air maupun crodamol. Ekstrak
dapat bercampur dengan Virgin coconut oil (VCO) pada perbandingan esktrak : VCO = 250:75. Ekstrak jahe
merah mengandung total gingerol dan shogaol 10%. Metode analisa zat berkhasiat yaitu 6-gingerol dan
6-shogaol dalam campuran ekstrak jahe merah dan VCO sebagai massa isi kapsul dilakukan dengan
metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detektor UV dan sistem gradien. Hasil uji
selektivitas menunjukkan bahwa VCO tidak mengganggu penetapan 6-gingerol dan 6-shogaol. Waktu
retensi 6-gingerol diperoleh pada 8,8 menit dan 6-shogaol pada 19,4 menit. Metode analisa selektif untuk
penetapan 6-gingerol dan 6-shogaol serta memenuhi syarat spesifisitas, liniearitas, akurasi, presisi dan
presisi antara. Uji interaksi antara cangkang dan massa isi menunjukkan kedua formula tidak
menyebabkan instabilitas fisik maupun kimia sehingga memungkinkan untuk pengembangan ke sediaan
akhir.
Tindak lanjut untuk memastikan kesesuaian formula film untuk cangkang kapsul lunak berbasis kombinasi
?-karaginan-konjac glukomannan dilakukan dengan perancangan desain dan pembuatan mesin
enkapsulasi kapsul lunak skala laboratorium. Desain mesin enkapsulasi skala laboratorium tersebut
memastikan kemampuan pengaturan suhu massa polimer cangkang, memberikan kecepatan putaran
drum untuk casting film yang rendah dan terdapat sistem untuk sinkronisasi setiap proses yang terjadi
pada pembuatan sediaan kapsul lunak tersebut yaitu casting film untuk cangkang, pembentukan
cangkang pada cetakan, pengisian massa isi kapsul, penutupan kedua pita film setelah pengisian dan
pemotongan kapsul. Kontrol terhadap temperatur massa polimer diperoleh dengan menggunakan tangki
double jacket yang dilengkapi dengan elemen pemanas internal. Kecepatan rendah pada drum casting
diatur dengan perakitan sistem transmisi worm gear. Sinkronisasi semua proses pada enkapsulasi
dilakukan melalui sistem kontrol Adruino. Mesin enkapsulasi skala laboratorium ini memungkinkan uji
coba sediaan skala kecil sehingga lebih efisien dari segi keperluan bahan.