Permasalahan umum yang terjadi di pendistribusian air minum mayoritas disebabkan oleh kehilangan air. Seberapapun besar kehilangan air tetap merugikan PDAM yang mana akan berdampak pada keuangan perusahaan. Penelitian ini berlokasi pada 2 (dua) District Meter Area (DMA) yakni DMA Graha Indah 1 dan DMA Graha Indah 2 yang mana pemilihan lokasi studi didasarkan pada angka kehilangan air terbesar diantara sistem DMA yang ada di Kota Balikpapan. Sistem DMA bertujuan untuk membagi wilayah sistem distribusi yang luas dan mengisolasi sistem secara hidrolis sehingga hanya memiliki 1 sistem input. Adapun kehilangan air dari hasil Laporan PDAM Kota Balikpapan tahun 2015 untuk wilayah Graha Indah sebesar 35,44%. Tujuan penelitian yang pertama ialah untuk mengetahui jumlah kehilangan air awal pada tiap komponen kehilangan air di wilayah Graha Indah, yang kedua ialah untuk mengetahui seberapa besar penurunan kehilangan fisik pasca penanganan perbaikan kebocoran pipa, dan ketiga ialah memilih skenario terpilih yang didasarkan pada kelayakan finansial. Metode analisis menggunakan Metode Water Balance (WB) yang didalamnya mencakup teknik step test, sounding, dan upaya penanganan kebocoran pipa untuk kehilangan fisik, sedangkan untuk kehilangan non fisik dengan teknik akurasi meter air dan analisis untuk mengetahui skenario terpilih dalam penurunan kehilangan air dilakukan dengan analisis kelayakan finansial (menggunakan Net Present Value, Benefit Cost Ratio, dan Break Even Point). Penelitian ini membahas pula tentang simulasi hidrolika jaringan eksisting (menggunakan software WaterCAD V8i) sebagai salah satu pendekatan dalam mengindikasi kehilangan air yang didasarkan pada tekanan di sepanjang ruas pipa. Dalam mengupayakan penurunan kehilangan air di Wilayah Graha Indah dibuat 3 skenario yang mana semua skenario tersisa 5% kehilangan non fisik (dari komponen peningkatan ketelitian pembacaan meter), sedangkan pada komponen ketidak akuratan meter air dan penanganan sambungan ilegal masuk ke dalam perhitungan dalam skenario yang direncanakan 100% penurunan kehilangan air non fisiknya. Kemudian untuk kehilangan fisik tersisa 10%, 7,5% dan 5% pada masing-masing skenario dengan upaya penurunan kehilangan air fisik ialah dengan perbaikan kebocoran pada pipa servis di kedua DMA. Skenario terpilih didasarkan pada kelayakan finansial dengan periode analisis 5 tahun (i= 4,98%). Hasil penelitian di kedua DMA Graha Indah menunjukkan angka kehilangan air yang cukup tinggi yaitu untuk DMA Graha Indah 1 46,94% atau 163.012 m3 (127.159 m3 kehilangan fisik; 35.853 m3 kehilangan non fisik) dan DMA Graha Indah 2 ialah 59,2% atau 211.017 m3 (184.596 m3 kehilangan fisik; 26,420 m3 kehilangan non fisik). Hasil yang didapatkan pasca perbaikan kebocoran ialah terjadi penurunan kehilangan fisik sebesar 4% (26.524 m3) pada DMA Graha Indah 1 dan 41,16% (159.973 m3) pada DMA Graha Indah 2. Hasil kelayakan finansial membuktikan bahwa skenario 3 merupakan skenario sebagai skenario terpilih dengan nilai NPV, BCR, dan BEP berturut- turut ialah Rp 8.838.621.982; 3,171; 0,1159 (DMA Graha Indah 1) dan Rp 7.752.375.968; 2,589; 0,154 (DMA Graha Indah 2).