digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kecelakaan underrun, di mana kendaraan yang lebih kecil meluncur di bawah truk saat terjadi tabrakan, menimbulkan risiko keselamatan yang signifikan, sering kali mengakibatkan cedera parah atau bahkan kematian. Untuk mengatasi masalah ini, Side Underrun Protection Devices (SUPD) telah diterapkan, meskipun efektivitas SUPD yang umum digunakan di Indonesia masih diragukan. Penelitian ini mengevaluasi dan berupaya meningkatkan perangkat tersebut melalui studi parametrik menggunakan metode elemen hingga (FEM) dan simulasi yang dilakukan di LS-DYNA. Model SUPD, berdasarkan desain yang banyak digunakan oleh truk di Indonesia, dikembangkan dan dianalisis. Studi ini berfokus pada variasi parameter geometris utama, termasuk ketebalan, sudut penyangga, dan jarak ke tanah, untuk menilai dampaknya terhadap kemampuan SUPD dalam mencegah underrun dan mengurangi cedera kepala pada penumpang. Hasil menunjukkan bahwa desain awal SUPD yang umum ditemukan di Indonesia gagal mencegah insiden underrun. Temuan ini menekankan perlunya revisi mendesak terhadap regulasi SUPD di Indonesia untuk meningkatkan keselamatan di jalan. SUPD yang lebih tebal, khususnya dengan ketebalan 6 mm, menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik dalam mencegah underrun, menyerap energi kinetik, dan menjaga integritas struktural.Studi ini juga menganalisis pengaruh variasi geometri SUPD terhadap cedera kepala, yang diukur dengan Head Injury Criterion (HIC15). Ketebalan muncul sebagai parameter yang paling efektif dalam meningkatkan kinerja SUPD, terutama dalam hal penyerapan energi dan pengurangan deformasi, sementara optimalisasi sudut penyangga sangat penting untuk meminimalkan risiko cedera kepala. Sebagai kesimpulan, penelitian ini merekomendasikan pembaruan regulasi SUPD di Indonesia, dengan menganjurkan penggunaan SUPD yang lebih tebal dan penambahan uji benturan samping dinamis, untuk memastikan keselamatan maksimal bagi penumpang kendaraan.