digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ide pembentukan pusat distribusi (Distribution Centre, DC) sebagai suatu strategi bisnis bermula dari adanya permasalahan yaitu keluhan dari calon konsumen yang disampaikan melalui para distributor yang menginginkan adanya kecepatan respon perusahaan sebagai pabrikan produk water heater, sehingga calon konsumen tidak terlalu lama menunggu pesanan barang karena faktor jarak yang jauh dan waktu pengiriman (delivery time) lama. Penelitian ini bertujuan untuk memberi masukan kepada manajemen sebelum memutuskan untuk menentukan titik lokasi gudang distribusi (DC) serta coverage areanya. Untuk tujuan tersebut, peneliti menyusun model jaringan distribusi produk water heater terintegrasi dua eselon antara pabrik—gudang distribusi—distributor. Kriteria performansi yang digunakan adalah minimumkan ongkos yang terdiri dari ongkos set-up gudang distribusi dan biaya transportasi dari pabrik ke gudang distribusi dan dari gudang distribusi ke distributor. Adapun batasan–batasan yang digunakan dalam model ini diantaranya; kapasitas pabrik, kapasitas gudang distribusi, kapasitas alat angkut. Model yang digunakan dalam pemecahan masalah tersebut adalah model optimasi linier karena proses komputasi yang relatif cepat dibandingkan model non-linier. Uji numerik dilakukan untuk memastikan model telah sesuai dengan logika model dan mendapat solusi yang optimal sebelum diaplikasikan pada data aktual. Dari hasil pengolahan data aktual menggunakan LINGO 11.0, variabel keputusan yang diperoleh adalah membuka gudang distribusi di 3 lokasi, yaitu Jakarta, Serang dan Bandung. Gudang Jakarta dan gudang Serang masing-masing melayani 9 kota/distributor dan gudang Bandung melayani 5 kota/ distributor.