digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aulia Maulana
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Aulia Maulana
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Aulia Maulana
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 Aulia Maulana
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Aulia Maulana
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Aulia Maulana
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 Aulia Maulana
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA Aulia Maulana
PUBLIC Irwan Sofiyan

Lumpur yang terproduksi dari pengolahan limbah tekstil perlu ditangani, tetapi biaya penanganan lumpur aktif dapat memakan biaya sebesar 50% dari total biaya pengolahan limbah. Untuk menekan biaya tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengambil senyawa yang masih bernilai, seperti Senyawa Polimer Ekstraseluler (SPE). Lumpur aktif mengandung mikroorganisme-mikroorganisme yang memproduksi SPE. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengekstrak dan mengkarakterisasi SPE dari lumpur aktif limbah tekstil sebagai biosurfaktan. Penelitian dilakukan dengan mengekstrak SPE menggunakan formaldehida+NaOH dengan dua jenis metode dan sumber lumpur yang dibandingkan, yaitu metode agitasi dan inkubasi, serta sumber lumpur lama dan sumber lumpur baru. Setelah proses ekstraksi selesai, kemudian dilakukan sentrifugasi untuk diambil supernatannya dan dilanjutkan dengan proses purfikasi dengan presipitasi etanol dan filtrasi vakum. Hasil purifikasi kemudian dikeringkan dengan freeze-dryer. Sampel ekstrak SPE kering ditentukan perolehan, kandungan senyawa, gugus senyawa, penurunan tegangan permukaan, dan indeks emulsifikasi. Dari penelitian ini, didapatkan ekstrak SPE dengan perolehan sebesar 58-179 mg-ekstrak/g-berat lumpur dengan metode agitasi dan sumber lumpur baru memberikan perolehan tertinggi. Dari pengukuran kandungan senyawa yang ada pada ekstrak SPE, kandungan protein pada ekstrak cukup rendah bila dibandingkan dengan kandungan polisakarida dan asam humat. Hal ini terjadi karena kandungan nitrogen di dalam limbah tekstil relatif sedikit sehingga pembentukan eksoprotein oleh mikroorganisme juga sedikit. Kandungan protein yang sedikit juga dibuktikan dengan rendahnya puncak C-N dan N-H pada spektra IR. Rendahnya kandungan protein mengakibatkan ekstrak hanya mampu menurunkan tegangan permukaan di dalam air sebesar 53-60 mN/m. Akan tetapi, ekstrak SPE mampu mengemulsi lebih baik daripada Tween 20 dan 80 untuk beberapa senyawa hidrofobik sehingga ekstrak SPE dapat dikategorikan sebagai bioemulsifier.