Indonesia memiliki sumber daya alam batubara sebesar 166 miliar ton dengan cadangan sebesar 37 miliar ton. Produksi batubara Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 548,58 juta ton dengan penggunaan 20,96% di dalam negeri dan 78,94% diekspor ke luar negeri. Pemanfaatan batubara sebagai bahan bakar masih terbatas karena terkendala permasalahan abu dan gas yang dihasilkan. Teknologi pengolahan batubara memiliki beberapa macam diantaranya karbonisasi, pembakaran, gasifikasi, dan pencairan yang dapat dilakukan secara termal atau biologis. Teknologi pencairan batubara secara biologis memanfaatkan mikroorganisme sebagai media pensolubilisasi disebut biosolubilisasi batubara. Batubara yang digunakan pada proses biosolubilisasi diberikan perlakuan awal untuk mengubah struktur hidrofobik batubara menjadi lebih hidrofilik. Struktur pada batubara mempengaruhi adsorpsi enzim ke dalam batubara, sehingga penelitian ini berfokus pada pengaruh perlakuan awal batubara terhadap proses dan produk biosolubilisasi.
Proses biosolubilisasi batubara dilakukan dengan membiakan Neurospora intermedia dalam media agar Vogel pada cawan petri selama lima hari. Batubara yang digunakan pada proses biosolubilisasi terdiri dari batubara tanpa perlakuan awal (B1), perlakuan secara fisik dengan memberikan radiasi microwave 511 Watt selama 5 menit (B2), perlakuan kimiawi dengan merendam batubara dalam HNO3 dengan konsentrasi 8 M selama 48 jam (B3), serta perlakuan kombinasi radiasi microwave dan HNO3 dengan konsentrasi 2, 4, 6, dan 8 M selama 48 jam (B4, B5, B6 dan B7). Hasil analisis adsorpsi isotermal, analisis proksimat, dan analisis ultimat menunjukkan terjadi perubahan pada luas permukaan, volume, diameter pori, dan kandungan batubara untuk setiap perlakuan awal dibandingkan dengan batubara B1.
Cairan berwarna hitam di atas permukaan agar Vogel mengindikasikan terjadinya proses biosolubilisasi. Batubara B1, B2, B4 dan B5 tidak terdapat cairan berwarna hitam hingga hari ke-15, sedangkan batubara B3, B6, dan B7 terdapat cairan berwarna hitam sejak hari pertama proses biosolubilisasi. Konsentrasi asam humat dalam cairan hitam yang dihasilkan batubara B3, B6, dan B7 yaitu 186,12; 42,32; dan 91,5 mmol/L. Persen biosolubilisasi berdasarkan analisis proksimat pada batubara sisa yang tidak tercairkan untuk batubara B3, B6, dan B7 yaitu 67,66%; 51,75%; dan 45,83%.