Indonesia diketahui memiliki cadangan batubara yang hingga saat ini masih melimpah. Namun, cadangan batubara di Indonesia paling banyak terdiri dari batubara peringkat rendah dan sedang, yang memiliki nilai kalor yang rendah. Oleh karena itu, diperlukan metode untuk meningkatkan kualitas batubara. Biosolubilisasi merupakan salah satu solusi atas masalah tersebut. Biosolubilisasi adalah proses perubahan batubara dari fasa padat menjadi fasa cair dengan menggunakan agen biologis pada kondisi operasi yang tidak ekstrem dan bersifat ramah lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh sumber nitrogen terhadap kualitas produk biosolubilisasi batubara peringkat rendah menggunakan jamur Neurospora intermedia. Penentuan perolehan biosolubilisasi dilakukan dengan menimbang berat batubara pada akhir proses biosolubilisasi. Penentuan komposisi produk dilakukan dengan menggunakan alat kromatografi gas-spektrometri massa (GC-MS). Penentuan laju biosolubilisasi dilakukan menggunakan prinsip turbidimetri. Sumber nitrogen yang digunakan adalah amonium nitrat dan amonium sulfat. Rasio C/N yang digunakan adalah rasio 7, 11, dan 15. Percobaan dilakukan selama 14 hari dalam kultur terendam pada temperatur 30°C, tekanan 1 atm, dan kecepatan putaran 100 rpm.
Berdasarkan hasil analisis kurva pembentukan asam humat dan asam fulvat serta analisis perolehan biosolubilisasi, diperoleh bahwa amonium nitrat merupakan sumber nitrogen yang lebih baik dari amonium sulfat untuk biosolubilisasi batubara. Berdasarkan hasil analisis proksimat, diketahui kandungan abu dari batubara hasil biosolubilisasi pada umumnya menurun, sedangkan kandungan karbon tertambatnya meningkat. Berdasarkan hasil analisis komposisi produk, diketahui produk hasil biosolubilisasi memiliki jumlah atom karbon dengan rentang dari 13 sampai dengan 32 serta diperoleh bahwa variasi sumber nitrogen amonium nitrat dengan rasio C/N 11 merupakan konsentrasi sumber nitrogen yang optimum dalam biosolubilisasi batubara.